APBN Januari 2022 Surplus Hingga Rp28,9 Triliun

Nur Afni

Updated on:

Diungkapkan oleh Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati, bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara atau APBN Januari 2022 mengalami surplus hingga mencapai angka Rp28,9 triliun atau 0,16 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

” (Januari) tahun lalu, APBN defisit Rp45,5 triliun, jadi ini cukup tinggi karena kenaikannya mencapai 30 persen. Dan sekarang, kita surplus Rp28,9 triliun berarti terjadi perbaikan hingga 163,5 persen. ” tuturnya dalam Konferensi Pers APBN KiTA yang dilangsungkan di Jakarta.

Adapun surplus APBN Januari 2022 ini jelas Sri Mulyani, didorong oleh pendapatan negara yang mencapai Rp156 triliun dan lebih tinggi dari belanja negara yang sebesar Rp127,2 triliun. Pendapatan negara, mengalami peningkatan sebesar 54,9 persen (yoy), yakni dari Rp100,7 triliun pada bulan Januari 2021 menjadi Rp156 triliun, atau 8,5 persen dari target APBN Rp1.846,1 triliun.

Pendapatan negara meliputi penerimaan perpajakan Rp134 triliun yang meningkat 65,6 persen dari Rp81 triliun pada Januari 2021 dan telah merupakan 8,9 persen dari target APBN Rp1.510 triliun serta PNBP Rp22 triliun.

APBN Januari, Penerimaan Pajak Naik 59,4 Persen Dari Tahun 2021

Sedangkan penerimaan perpajakan tersebut, terdiri dari penerimaan pajak Rp109,1 triliun yang naik 59,4 persen dari periode sama tahun lalu Rp68,5 triliun. Serta dari kepabeanan dan cukai Rp24,9 triliun yang juga naik 99,4 persen dari Rp12,5 triliun.

Kemudian, kinerja penerimaan pajak ditopang oleh pemulihan ekonomi yakni terlihat dari baiknya PMI, harga komoditas serta ekspor dan impor. Sementara pertumbuhan penerimaan pajak yang sangat tinggi, juga ditopang oleh beberapa faktor yang tidak berulang yaitu low based effect Januari 2021 yang terkontraksi 15,32 persen karena perlambatan ekonomi, luasnya cakupan KLU insentif pajak dan tingginya restitusi.

Kemudian, untuk belanja negara turun sebanyak 13 persen (yoy) jika dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yaitu dari Rp146,2 triliun ke Rp127,2 triliun. “ Dari sisi belanja memang dibandingkan penyerapan tahun lalu atau jumlahnya lebih kecil karena tahun lalu kita melakukan belanja pada awal tahun yang sangat besar. ” ujar Sri Mulyani.

APBN Januari Surpus, Belanja Pemerintah Pusat Turun Hingga 54,9 Persen

Belanja negara tersebut meliputi realisasi belanja pemerintah pusat Rp72,2 triliun yang turun 24 persen dari periode sama tahun lalu Rp95,1 triliun. Serta, Transfer Ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) Rp54,9 triliun atau naik 7,5 persen dari Rp51,1 triliun pada Januari 2021.

Adapun belanja pemerintah pusat terdiri atas belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp21,8 triliun yang turun hingga 54,9 persen dari Rp48,4 triliun pada Januari 2021 dan belanja non K/L Rp50,4 triliun yang naik 8,1 persen dari Rp46,6 triliun pada periode sama tahun lalu.

Berikutnya untuk TKDD, meliputi Transfer ke Daerah Rp54,6 triliun yang tumbuh 8,4 persen dibanding Januari 2021 Rp50,3 triliun. Disamping itu, Dana Desa Rp0,3 triliun yang turun 54,7 persen dari Rp0,8 triliun.

Lebih jauh Menkeu RI menambahkan, untuk keseimbangan primer APBN Januari 2022 tercatat mengalami surplus sebesar Rp49,4 triliun atau tumbuh 333,7 persen dari Januari 2021 yang mengalami defisit Rp20,8 triliun. “ Kita belum menerbitkan SUN. Dalam situasi belum mengeluarkan SUN kita masih punya SiLPA Rp25,59 triliun. ” imbuhnya.

Sri Mulyani menilai, APBN tahun ini telah diawali dengan kinerja yang sangat positif sebagai dampak dari pemulihan ekonomi. Sehingga, masyarakat pun bisa terus didukung baik dari sisi kesehatan termasuk dari guncangan harga minyak dan komoditas. ” Ini adalah cerita dari APBN Januari yang kita awali dengan sebuah cerita yang sangat positif dari pemulihan ekonomi. “ pungkasnya.


Tinggalkan komentar