Nusantarasatu Ekonomi – Secara resmi, Presiden RI Joko Widodo telah membuka pertemuan pendahuluan Business 20 atau Inception Meeting secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Pada kata sambutannya, Presiden mengharapkan kontribusi B20 untuk mempercepat transformasi energi yang juga merupakan salah satu fokus utama Presidensi G20 Indonesia.
” Kami mengharapkan kontribusi B20 untuk mempercepat transformasi energi yang mulus, tanpa menimbulkan dampak negatif terhadap masyarakat kecil. ” kata Presiden dalam keterangan tertulisnya.
Adapun solusi global dalam hal pendanaan dan kemitraan sambung Jokowi, merupakan agenda yang harus menjadi perhatian utama, termasuk alih teknologi untuk mendorong produksi berbasis ekonomi hijau. ” Kita mengundang investasi yang bisa mendorong nilai tambah yang saling menguntungkan. ” imbuhnya.
Lebih jauh Jokowi menambahkan, bahwa Presidensi G20 Indonesia mengajak G20 dan Business 20 untuk berkolaborasi dalam menciptakan terobosan-terobosan dan aksi nyata untuk berkontribusi lebih besar bagi pemulihan ekonomi global. Selaras dengan fokus utama Presidensi G20 Indonesia, ungkap Presiden, terdapat tiga hal peluang utama yang harus dimanfaatkan.
” Pertama adalah transisi menuju green economy. Kedua, tren digital economy yang makin pesat, dan ketiga, perbaikan arsitektur kesehatan global yang lebih responsif dalam menghadapi pandemi global. ” ucapnya.
Transformasi Energi, DI B20 Jokowi Sebut Indonesia Miliki Potensi Energi Terbarukan 418 Gigawatt
Transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan jelas orang nomor satu di Indonesia tersebut, merupakan tanggung jawab besar sekaligus memberikan peluang besar. Menurutnya, potensi di sektor energi terbarukan, harus diikuti dengan skenario dan peta jalan yang jelas, termasuk pendanaan dan investasi. ” Indonesia memiliki potensi energi baru terbarukan sebesar 418 gigawatt, baik yang bersumber dari air, panas bumi, angin, maupun matahari. ” tutur Jokowi dalam sambutan Business 20.
Disamping itu, Indonesia juga memiliki kekayaan sumber daya mineral logam untuk mendorong transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan. Dalam kesempatan yang sama Jokowi menyatakan, bahwa Indonesia kaya akan nikel, bauksit, timah, dan tembaga dan memastikan akan menyuplai cukup bahan-bahan tersebut untuk kebutuhan dunia. ” Namun, bukan dalam bentuk bahan mentah, melainkan dalam bentuk barang jadi atau setengah jadi yang bernilai tambah tinggi. ” ujarnya.
Presiden mengungkapkan, bahwa hilirisasi nikel sejak 2015 sudah memberikan dampak, bukan hanya dalam penciptaan lapangan kerja, namun juga dari sisi ekspor maupun neraca perdagangan Indonesia. Sementara nilai ekspor Indonesia sebesar 230 miliar dolar AS, dalam hal ini besi baja berperan sangat besar peningkatannya. Sedangkan ekspor besi baja pada tahun 2021 mencapai 20,9 miliar dolar AS meningkat dari sebelumnya hanya 1,1 miliar dolar AS pada tahun 2014.
Dan di tahun 2022 ini, Presiden memperkirakan nilai ekspornya dapat mencapai 28 miliar sampai dengan 30 miliar dolar AS. ” Setelah nikel, kita akan mendorong investasi di sektor bauksit, tembaga, dan timah. ” ungkap Presiden Joko Widodo. ( B20 – Transformasi Energi )
1 thought on “Presiden: Kontribusi B20 Diharap Percepat Transformasi Energi”