Bendungan Ameroro Ditargetkan Kementerian PUPR Selesai di 2023

Konstruksi Bendungan Ameroro di Sulawesi Tenggara (Sultra), ditargetkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan selesai pada tahun 2023 mendatang

Bendungan Ameroro Sultra

Nusantarasatu.id – Konstruksi Bendungan Ameroro di Sulawesi Tenggara (Sultra), ditargetkan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), akan selesai pada tahun 2023 mendatang. ” Bendungan Ameroro merupakan satu dari tiga bendungan yang disiapkan untuk mengurangi risiko banjir dan menambah suplai air irigasi di Sulawesi Selatan. “ terang Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat (31/12/2021).

Adapun bendungan pertama yaitu Bendungan Ladongi dengan kapasitas tampung sebesar 45,9 juta meter kubik dan luas genangan sebesar 222 hektare. Yang akan dimanfaatkan untuk mengurangi risiko banjir sebesar 176,62 meter kubik/detik dan mengairi area irigasi seluas seluas 3.604 hektare. Sedangkan bendungan kedua, yakni Bendungan Ameroro, yang memiliki kapasitas tampung 54,53 juta meter kubik dengan luas genangan 244 hektare. Kemudian yang ketiga, Bendungan Pelosika yang nantinya akan membendung Sungai Konawe dan kini masih dalam tahan persiapan (review design).

Bendungan Ameroro Dibangun Dalam Dua Paket Pengerjaan

Bendungan sendiri mulai dikerjakan pada tahun 2020 dengan biaya APBN sebesar Rp1,6 triliun. Saat ini, progres konstruksinya telah mencapai 26,82 persen dengan target selesai di tahun 2023. Pembangunan Bendungan Ameroro dilaksanakan dalam dua paket pekerjaan, yakni Paket I oleh kontraktor PT Wijaya Karya-PT Sumber Cahaya Agung-PT Basuki Rahmanta Putra (KSO) dan Paket II PT Hutama Karya- PT Adhi Karya (KSO).

Bendungan Ameroro masuk dalam daftar Proyek Strategis Nasional (PSN) sebagaimana Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 109 Tahun 2020 untuk menambah jumlah tampungan air di Sulawesi Tenggara dalam rangka mendukung program ketahanan pangan dan ketersediaan air. Sebagai daerah penyangga Kota Kendari sebagai Ibu Kota Sulawesi Tenggara, Kabupaten Konawe diperkirakan akan terus berkembang. Dimana salah satunya melalui pengembangan industri nikel serta sektor pertanian, perikanan, dan peternakan yang membutuhkan air baku bersumber dari bendungan. Sementara itu, penyelesaian Bendungan diproyeksikan dapat memenuhi kebutuhan air baku sebesar 511 liter/detik.

Lebih jauh diungkapkan, manfaat lainnya dari bendungan tersebut adalah mengelola aliran air Sungai Lasolo Konaweha yang selanjutnya ditampung bendungan untuk digunakan sebagai layanan daerah irigasi seluas 3,363 hektare dan mereduksi banjir di wilayah hilir sebesar 443,3 m3/detik. Bukan itu saja, bendungan ini juga berpotensi menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) sebesar 1,3 Megawatt dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) sebesar 8,2 Megawatt serta destinasi wisata baru di Kabupaten Konawe.

Tinggalkan Balasan

Email Anda tidak akan dishare ke siapapun

Website ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalan Anda. Kami berharap Anda setuju dengan hal ini, namun Anda dapat memilih untuk tidak setuju. Setuju Baca lebih lanjut

Anda Segang offline