Waktunya Berkolaborasi Antarnegara dan Bangsa

Kolaborasi antar negara menjadi kunci dalam menghadapi tantangan perdagangan dunia di masa yang akan datang

Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi

Nusantarasatu.id – Disampaikan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi, bahwa Berkolaborasi Antarnegara menjadi kunci dalam menghadapi tantangan perdagangan dunia di masa yang akan datang. Pernyataan tersebut dilontarkan Lutfi ketika memberikan sambutan pada acara Standard Chartered’s Global Research Briefing H1 2022 yang digelar secara virtual. “ Inilah waktunya untuk berkolaborasi antarnegara dan bangsa. Diharapkan kita dapat menciptakan perdagangan yang adil dan perdagangan yang menguntungkan untuk setiap orang. ” tutur Mendag lewat keterangannya di Jakarta.

Iapun menambahkan, pada tahun 2022 dunia menghadapi berbagai tantangan. Dimana tantangan itu yakni perubahan nilai logistik, krisis energi, dan pandemi Covis-19 yang masih berlangsung. Sehubungan dengan logistik, jika penyumbatan di berbagai pelabuhan di dunia tidak segera diselesaikan, maka perdagangan akan sulit untuk menopang pada 2022. Sedangkan untuk krisis energi, apabila harganya masih tinggi seperti saat ini, maka dikhawatirkan dapat memberikan ancaman dalam ekonomi.

“ Ketiga permasalahan ini akan Indonesia bawa ke G20 dan juga sistem perdagangan multilateral. Diharapkan kita dapat mengatasi ketiga permasalahan tersebut dan dapat terus melanjutkan perdagangan. Sehingga perdagangan dapat menjadi mesin pertumbuhan, bukan hanya untuk Indonesia tapi juga untuk seluruh dunia, karena kita tidak dapat melakukannya sendiri. ” terang Muhammad Lutfi.

Periode Januari-November 2021, Indonesia Surplus 34,32 Miliar Dolar AS

Lebih jauh dirinya menyebutkan, jika tahun 2021 merupakan tahun pemecahan rekor bagi perdagangan Indonesia. Pada periode bulan Januari hingga November 2021, ekspor Indonesia mencapai angka 209,16 miliar dolar AS atau naik sebesar 42,62 persen dibanding periode yang sama tahun 2020 lalu. “ Pada periode ini, Indonesia juga mengalami surplus 34,32 miliar dolar AS. Tahun ini, pertumbuhan perdagangan sangat kuat. Jika kondisi ini konsisten, surplus Indonesia pada 2021 berkisar 36 – 37 miliar dolar AS. Ini jumlah tertinggi, lebih tinggi dari 2011. ” imbuhnya.

Ia juga menjelaskan, bila ekspor nonmigas terbesar Indonesia berasal dari batubara, diikuti minyak kelapa sawit (CPO), serta produk besi dan baja. Sementara khusus untuk besi dan baja, pada periode Januari-November 2021 tercatat mencapai angka 18,62 miliar dolar AS, atau tumbuh mencapai 92,83 persen dibanding periode yang sama tahun 2020. “ Batubara dan CPO tumbuh cukup baik, akan tetapi besi dan baja juga tumbuh sangat bagus sehingga diversifikasi ekspor menjadi lebih baik. Elektronik juga tumbuh cukup baik menempati posisi keempat. Namun, yang terpenting sektor otomotif juga meningkat dan diharapkan tahun ini akan lebih meningkat lagi sehingga menjadi salah satu sektor yang paling penting untuk Indonesia. ” ucap M Lutfi.

Tahun 2030 PDB Indonesia Diprediksi Tumbuh Jadi Rp28.000 Triliun

Bukan itu saja kata Menteri Perdagangan RI, saat ini Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia mencapai sebesar Rp16.032 triliun dan sekitar 4 persen atau Rp632 triliun berasal dari ekonomi digital. Pada tahun 2030 mendatang, PDB tersebut diprediksi akan tumbuh menjadi sekitar Rp28.000 triliun dan digital ekonomi akan tumbuh paling tidak sekitar delapan kali lipat menjadi Rp4.531 triliun. Pertumbuhan ekonomi digital terbesar sambung Lutfi, berasal dari niaga elektronik sekitar Rp1.908 triliun atau sekitar 34 persen. Sedangkan sektor bisnis lanjutnya, akan mencakup satu per empat ekonomi digital Indonesia.

Iapun mengungkapkan, pada tahun 2030, ekonomi digital Indonesia diperkirakan sebesar 323 miliar dolar AS. Itu artinya terang Lutfi, ekonomi digital Indonesia 6 kali lebih besar dari Malaysia, 7 kali lebih besar dari Filipina, dan 8 kali lebih besar dari Singapura, serta paling tidak 4 kali lebih besar dari Vietnam. “ Jika Indonesia bisa mengikuti perkembangan Malaysia, ekonomi digital Indonesia bisa mencapai 417 miliar dolar AS, sehingga menjadikan Indonesia sebagai negara paling menguntungkan di Asia Tenggara untuk ekonomi digital. ” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Email Anda tidak akan dishare ke siapapun

Website ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalan Anda. Kami berharap Anda setuju dengan hal ini, namun Anda dapat memilih untuk tidak setuju. Setuju Baca lebih lanjut

Anda Segang offline