Nusantarasatu.id – Disebutkan oleh Menteri BUMN Erick Thohir, jika Kementerian BUMN akan berkolaborasi dengan pesantren guna membangun perekonomian Indonesia. ” Hari ini kita buat program kolaborasi dengan pesantren dan program BUMN yang berpihak kepada rakyat. ” ucapnya saat menghadiri Harlah ke-182 Ponpes Zainul Hasan Genggong di Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Ia menilai, pesantren merupakan salah satu mercusuar peradaban dan menjadi bagian penting dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Guna meningkatkan pembangunan ekonomi nasional saat ini, sambungnya, tidak hanya dilakukan oleh pemerintah maupun swasta saja, karena juga dibutuhkan peran santri dan pesantren di seluruh wilayah Indonesia. ” Kami coba kerja sama program santri magang di BUMN, supaya para santri juga punya pengalaman ekonomi. ” imbuhnya.
BUMN dan Pesantren Punya Roadmap Yang Sangat Mendukung
Jumlah santri di Indonesia kata Erick Tohir sangat besar, sehingga harus menjadi kekuatan ekonomi bersama karena yang terpenting adalah pembangunan SDM. ” BUMN dan pesantren punya roadmap yang sangat mendukung. Kita harus bersatu, pesantren adalah mercusuar peradaban yang merupakan bagian penting dalam pembangujan ekonomi Indonesia. ” tuturnya.
Sementara disampaikan oleh Pengasuh Ponpes Zainul Hasan Genggong KH Mohammad Hasan Mutawakkil Alallah, betapa pentingnya tripilar ekonomi keumatan kepada Menteri BUMN. ” Selama ini orang modern terlalu sering menyebut istilah knowledge-based economy, yakni perekonomian yang didasarkan atas produksi, distribusi dan penggunaan knowledge (pengetahuan). ” ujarnya.
Ia menambahkan, bila knowledge-based economy memang penting, karena untuk menghindari jebakan bagi negara berpenghasilan menengah yang hanya bertumpu pada ekonomi berbasis komoditi (sumber daya alam). “Jadi, negara berkembang juga perlu untuk merambah ke ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge-based economy) agar bisa menghasilkan nilai tambah (value added) yang lebih tinggi. ” terang Muhammad Hasan.
Pilar Ketiga Ekonomi Yaitu Ekonomi Yang Didasarkan Pada Kebudayaan
Dijelaskan olehnya, bahwa pilar ketiga ekonomi yakni culture-based economy atau ekonomi yang didasarkan pada budaya. ” Terlepas dari pemikiran orang modern di atas, saya ingin menambahkan perlunya kita juga menyempurnakan konsep dan praktik knowledge-based economy dengan culture-based economy. ” tegas Ketua MUI Jatim tersebut.
Iapun berpendapat, bahwa membangun ekonomi Indonesia dengan tidak menyebut santri dan pesantren, maka akan kehilangan ruh sosial. Sehingga dirinya meminta, agar pemerintah seharusnya menjadikan santri dan pesantren sebagai titik berangkat atau miqot bagi pengembangan ekonomi masyarakat.