Retno Marsudi: Penting Berbagi Vaksin Untuk Capai Target WHO

Berbagi vaksin penting apalagi sekarang masih dibawah Target. Cuma 70% yang ditarget akhir 2022/ Itupun tidak mudah dicapai oleh WHO dan negara pendukung

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi

Nusantarasatu.id – Berbagi vaksin Covid-19 kata Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, sebagai salah satu ketua bersama COVAX AMC Engagement Group, sebanyak dan sesegera mungkin, sangat penting untuk mencapai target vaksinasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Pernyataan tersebut diungkapkan oleh Retno pada pertemuan COVID-19 Ministerial Conference yang dilaksanakan secara virtual pada Rabu (10/11/2021) kemarin.

Berbagi Vaksin Sebanyak dan Secepat Mungkin Guna Tercapai Target WHO

Dalam pertemuan yang mengusung tema “Global Direction and Building the Capacity We Need: Creating platforms to sustain financing, regional collaboration, and political leadership” ini, bertindak sebagai tuan rumah yaitu Menteri Luar Negero Amerika Serikat Antanoy Blinken. “ Berbagilah sebanyak dan secepat mungkin. Jika itu tidak dilakukan, target WHO untuk memvaksin 40 persen populasi setiap negara pada akhir 2020 dan 70 persen populasi pada pertengahan 2022 tidak akan tercapai. ” tegas Retno Marsudi pada pertemuan itu, sebagaimana dikutip dari keterangan tertulisnya, Kamis (12/11/2021).

Ia menambahkan, ada rasa kekhawatiran jika dunia tidak akan bisa keluar dari pandemi Covid-10 secara bersama-sama, bila semua negara tidak bekerja sama untuk menjawab tantangan jangka pendek tersebut. Sedangkan untuk jangka panjang dan menengah, Menlu RI menyatakan, tentang pentingnya tata kelola kesehatan global dengan mempertahankan peran sentral WHO dalam mengkordinasikan aksi-aksi kesehatan global. Selain itu, memastikan bahwa WHO memperoleh pembiayaan yang diperlukan untuk menjalankan mandatnya.

Dibutuhkan Mekanisme Pembiayaan Globar Baru Yang Didukung Negara Donor

Kemudian, traktat baru terkait pandemi sambung Retno Marsudi, diharapkan dapat membantu memastikan kesiagaan pandemi di level politis tertinggi. Kemudian, dapat memastikan distribusi solusi medis yang berkeadilan, serta memperkuat kerja sama internasional dalam deteksi dini dan berbagi informasi. Pada kesempatan ini, Menlu RI turut menyoroti penguatan dukungan pendanaan kesehatan bagi negara berkembang guna meningkatkan kesiapsiagaan dalam menghadapi pandemi berikutnya. Dan usaha ini lanjutnya, membutuhkan mekanisme pembiayaan global baru yang didukung negara donor serta lembaga keuangan internasional.

Adapun sebagai Presidensi G20 pada tahun 2022 mendatang, Indonesia meminta dukungan bagi G-20 Joint Finance-Health Task Force dalam merancang modalitas mekanisme tersebut. “ Mekanisme ini akan membawa manfaat bagi kita semua. Hanya dengan begitu kita dapat pulih bersama dengan lebih kuat. Recover Together, Recover Stronger. ” ucapnya .

Sementara itu pada pertemuan itersebut, Dirjen WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menuturkan, bahwa tahun ini saja dunia memerlukan sebanyak 550 juta dosis vaksin supaya mampu mewujudkan vaksinasi Covid-19 secara global. Bukan itu saja jelasnya, dukungan dari masyarakat internasional juga dibutuhkan untuk berbagi vaksin, meningkatkan kapasitas produksi vaksin lokal, serta mendukung pendanaannya. Lebih lanjut Dirjen WHO juga menekankan tentang pentingnya memperkuat tata kelola kesehatan global. Diperlukan komitmen politik dari seluruh negara untuk mendukung kesuksesan pembentukan instrumen hukum baru terkait pandemi.

1 Komen
  1. […] dan diversifikasi kemampuan manufaktur, terutama di negara berkembang. Selanjutnya, membentuk finance health task force dengan tujuan mengembangkan mekanisme mobilisasi untuk pandemi, pencegahan, kesiapsiagaan dan […]

Tinggalkan Balasan

Email Anda tidak akan dishare ke siapapun

Website ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalan Anda. Kami berharap Anda setuju dengan hal ini, namun Anda dapat memilih untuk tidak setuju. Setuju Baca lebih lanjut

Anda Segang offline