Nusantara Satu Berita Ekonomi – Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo, meminta kepada seluruh jajaran Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggiatkan pengembangan pangan lokal dan mendorong supaya pangan lokal Indonesia dapat menembus pasar dunia. “ Begitu banyak inovasi pangan lokal kita yang sudah dikembangkan. Jangan sampai hanya berhenti di lisensi. Harus berlanjut ke pasar dan bisa diekspor. ” tegas Mentan Syahrul ketika membuka acara Agro Inovasi Fair 2021 di Bogor, Jawa Barat.
Indonesia Miliki Beragam Sumber Daya Pangan Lokal
Pada acara yang mengusung tema ‘Sinergitas Agroindustri Pangan Lokal Tembus Pasar Dunia’ tersebut, ia menuturkan, jika Indonesia memiliki beragam sumber daya pangan lokal. Meski begitu sambung Syahrul, masih dibutuhkan riset dan inovasi supaya pangan lokal dapat diterima oleh masyarakat lokal, maupun mancanegara. “ Ayo, sagu kita harus bisa masuk pasar dunia. Begitu juga beras singkong dan produk olahan pangan lokal lainnya. Jangan kita bergantung pada pangan impor. ” ucap Mentan RI dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta,
Ditambahkan olehnya, bahwa sumber daya pangan lokal harus ditingkatkan dari sisi produktivitas maupun pengembangannya. Apalagi untuk saat ini terangnya, berbagai belahan dunia sedang dilanda cuaca ekstrem. “ Cuaca sedang jelek, planet kita sedang tidak baik-baik saja. Hari ini kita dilanda La Nina, besok bisa jadi El Nino. Jadi kita perlu persiapkan inovasinya. Pangan lokal apa yang bisa digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Benih apa yang cocok untuk cuaca saat ini. ” tuturnya.
Riset dan Inovasi Penting Bagi Penyediaan Kebutuhan Pangan Nasional
Lebih jauh ia menyatakan, bila riset dan inovasi sangat penting dalam penyediaan kebutuhan pangan nasional. Untuk itu dirinya menilai, peran Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) sangat krusial. Sementara itu disampaikan oleh Walikota Bogor Bima Arya, bahwa inovasi pertanian menjadi hal yang sangat penting. Terlebih lagi lanjutnya, lahan pertanian di kota Bogor tidak luas. “ Lahan kami tidak luas, hanya sekitar 1.044 hektare. Karena itu, kami giatkan urban farming. ” kata Bima Arya.
Selain itu ungkapnya, Kota Bogor sudah menyiapkan platform Bogor Berkebun. Dan hingga saat ini, tercatat sudah kelompok tani di Bogor yang berkiprah di bidang urban farming. “ Yang ikut tidak hanya ibu-ibu, tapi juga mahasiswa. ” jelasnya.