Nusantarasatu Investasi Foxconn Batang – Diungkapkan oleh Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, Foxconn juga akan memindahkan separuh kapasitas pabrik suku cadang (sparepart) telekomunikasi ke Indonesia.
Sebagaimana diketahui, Foxconn sendiri baru saja menandatangani komitmen kerja sama untuk membangun ekosistem kendaraan listrik (electric vehicle/EV) di Indonesia senilai 8 miliar dolar AS (setara Rp114 triliun). ” Dia memindahkan sebagian volume pabrik Foxconn di China untuk sparepart telekomunikasi, akan dibangun di Batang (Jawa Tengah). ” terang Bahlil dalam Indonesia Economic Outlook 2022 di Jakarta.
Iapun menambahkan, bahwa Indonesia sudah mengejar perusahaan asal Taiwan itu untuk berinvestasi di tanah air semenjak 20 tahun terakhir, hingga akhirnya mereka luluh. ” Kemarin saya baru tanda tangan MoU dengan Foxconn. 20 tahun Indonesia mau kejar mereka enggak masuk-masuk. Kemarin saya sudah tanda tangan MoU, Foxconn akan masuk investasi di Indonesia dengan nilai investasi sekitar Rp114 triliun. ” imbuhnya.
Hadirnya Foxconn Batang Diharap Jadikan RI Negara Industri Terbesar
Lebih jauh dirinya menambahkan, masuknya Foxconn di berbagai lini industri, diharapkan mempu membuat Indonesia sebagai salah satu negara industri manufaktur terbesar di Asia Tenggara. Sebelumnya diwartakan, Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia bersama Hon Hai Precision Industry Co. Ltd. (Foxconn), Gogoro Inc, PT Industri Baterai Indonesia (IBC), dan PT Indika Energy Tbk menandatangani komitmen kerja sama untuk membangun ekosistem kendaraan listrik Indonesia dengan nilai total investasi mencapai 8 miliar dolar AS (setara Rp114 triliun).
Adapun langkah kerja sama investasi pengembangan ekosistem energi baru berkelanjutan lewat investasi baterai listrik, kendaraan listrik, dan industri pendukungnya tersebut, dilakukan dengan skema kerja sama Build-Operate-Localize (BOL). Melalui nota kesepahaman itu,
Foxconn bersama Gogoro, IBC, dan Indika akan menjajaki kerja sama investasi ekosistem kendaraan listrik yang komprehensif di Indonesia. Mulai dari pembuatan baterai listrik (termasuk sel baterai, modul baterai, dan baterai), hingga ke pengembangan industri kendaraan listrik roda empat, kendaraan listrik roda dua, dan bus listrik (E-Bus).
Sementara Lingkup kerja sama juga meliputi pengembangan industri penunjang EV yang meliputi energy storage system (ESS), battery exchange/swap station, battery daur ulang, serta riset dan pengembangan (R&D) di bidang baterai elektrik dan EV.