Muhaimin Iskandar: Gus Yahya dan Gus Dur Miliki Kesamaan

KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memiliki kesamaan dengan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, sama-sama punya rasa percaya diri yang tinggi dan keberanian

Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar

Nusantarasatu.id – Disebutkan oleh Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, bila KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya memiliki kesamaan dengan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. ” Gus Dur dan Gus Yahya ini sama-sama punya rasa percaya diri yang tinggi dan keberanian. ” ucap Muhaimin dalam bedah buku Menghidupkan Gus Dur (Catatan Kenangan KH Yahya Cholil Staquf) di Jakarta.

Iapun menambahkan, jika Gus Yahya merupakan salah seorang dari sekian banyak murid Gus Dur yang mampu memahami dan menyelami pikiran-pikiran Gus Dur. Pria yang akrab disapa Cak Imin inipun mencontohkan, ketika Gus Dur mengeluarkan dekrit presiden, hanya Gus Yahya yang berani untuk membacakan dekrit itu. ” Waktu mencalonkan sebagai ketua umum PBNU, Gus Yahya mengatakan sudah hampir pasti menang. ” terang Muhaimim berkelakar.

Sementara itu diterangkan oleh Putri Gus Dur, Yenni Wahid, bahwa Gus Yahya mendampingi Gus Dur dalam periode sangat penting dalam kehidupan Gus Dur yang penuh momentum sejarah. ” Saya rasa itu hak istimewa yang luar biasa. Saya berterima kasih kepada Gus Yahya, dengan kesibukannya beliau meluangkan waktu menceritakan kehidupan Gus Dur. ” imbuh Yenni.

Gus Yahya Nilai Belum Pantas Disebut Gus Dur Muda

Sehubungan dengan hal itu, Katib Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya menegaskan, bila dirinya belum pantas dikatakan sebagai seorang Gus Dur muda, yang menjadi pandangan sejumlah pihak saat ini. ” Saya kira, saya sangat jauh dari itu. Saya hanya belajar dari beliau sampai batas kemampuan saya. ” ujarnya.

Gus Yahya berpendapat, dirinya tidak pantas disebut Gus Dur muda, karena jauh dari kualitas seorang Gus Dur waktu beliau masih muda. Idealisme, visi dan cita-cita Gus Dur sambung Gus Yahya, masih relevan sampai sekarang. Secara sosiologis dirinya melihat hal itu masih akan relevan hingga puluhan tahun akan datang.

Lebih jauh ia menuturkan, jika buku tersebut bercerita tentang awal perkenalannya dengan Gus Dur hingga didapuk menjadi juru bicara Gus Dur saat menjadi Presiden ke-4 Republik Indonesia. Iapun kerap menemani Gus Dur bertemu dengan tokoh negara bahkan pemimpin dunia. ” Gus Dur memiliki rasa humor yang luar biasa, yang memang dia asah sejak kanak-kanak, sehingga dia bisa menggunakan secara spontan dalam situasi apapun dan ketika bertemu siapapun. ” terang Gus Yahya.

sedangkan penulis buku AS Laksana mengaku senang saat diberikan kesempatan menulis buku tersebut. Bukan itu saja, AS Laksana juga mengaku mengidolakan sosok Gus Dur.” Saya memang pengen menulis, saya lama tidak ketemu dengan Gus Yahya. Ketika saya memutuskan untuk membuat memoar tentang Gus Dur, Gus Yahya memberikan judul “Menghidupkan Kembali Gus Dur”. Ini menurut saya menarik. ” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Email Anda tidak akan dishare ke siapapun

Website ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalan Anda. Kami berharap Anda setuju dengan hal ini, namun Anda dapat memilih untuk tidak setuju. Setuju Baca lebih lanjut

Anda Segang offline