Nusantarasatu.id – BUMN, universitas, dan rakyat Indonesia, diajak oleh Menteri BUMN RI Erick Thohir, untuk bergotong royong dalam menghadapi tantangan ekonomi global yang terjadi pada saat ini. ” Kita semua, BUMN, universitas, rakyat Indonesia harus berpikir secara gotong royong, bekerja sama untuk membangun fondasi, mencari jalan keluar untuk tantangan global yang kita hadapi. ” tegas Erick ketika secara daring menyampaikan orasi ilmiah bertajuk ‘Globalization and Digitalization: Strategi BUMN Pasca-pandemi’ yang berlangsung di Jakarta.
Ketahanan Kesehatan Tengah Ditanamkan di Indonesia
Ia menambahkan, bila terdapat tiga tantangan global yang harus dihadapi bangsa Indonesia saat ini. Yang pertama, yakni pasar globalisasi yang akan terus dipaksakan dibuka. Selanjutnya, soal distribusi digital yang tidak bisa terbendung. Dan yang terakhir, menyangkut ketahanan kesehatan yang tengah ditanamkan di Indonesia, salah satunya lewat penguatan bahan baku.
Sehubungan dengan pasar globalisasi yang dibahas dalam G20 di Roma, Italia, Menteri BUMN menyebutkan, bahwa di forum itu Indonesia menekankan komitmennya dalam mengimplementasikan ekonomi hijau. ” Kalau kita lihat G20 di Roma, banyak negara maju menekankan tentang green economy. Dalam hal ini, Indonesia setuju, sangat setuju. Karena kalau kita bicara green economy adalah bicara masa depan yang terjaga. ” imbuhnya.
Presiden Jokowi Tolak Tanda Tangan Soal Rantai Pasok
Pemerintah Indonesia sendiri memiliki komitmen yang sama dalam melakukan transformasi tersebut. Namun terang Erick Thohir, jika green economy disusupi oleh kepentingan agar Indonesia tidak menjadi negara maju, maka Indonesia menolaknya. ” Bapak Presiden Joko Widodo tidak mau mau tandatangan mengenai rantai pasok atau supply chain. Karena kita ditekan harus membuka industri pertambangan kita dan harus dikirim sebanyak-banyaknya ke negara lain. ” tuturnya.
Lebih lanjut dirinya menyatakan, bila Indonesia tidak anti asing, namun sudah sewajarnya sumber daya alam (SDA) yang dimiliki dipakai untuk pertumbuhan ekonomi dalam negeri sebesar-besarnya. Disamping itu, pasar Indonesia yang juga besar harus digunakan untuk pertumbuhan ekonomi nasional. ” Karena itu, saya membuat statement dan juga Bapak Presiden, bahwa ini adalah sudah waktunya Indonesia menjadi sentra daripada pertumbuhan ekonomi dunia. Ekonomi dunia menjadi bagian pertumbuhan kita, bukan dibalik, kita hanya dijadikan sapi perah saja. ” pungkasnya seraya menyampaikan, bahwa Indonesia berupaya menggenjot hilirisasi, sehingga SDA yang dimiliki menjadi bernilai tambah.