Hepatitis Akut: Penyebaran Tak Seperti Pandemi Dan Usulan Dua Langkah Legislator

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatan bahwa penyebaran hepatitis akut tidak seperti penularan pada penyakit-penyakit pandemi

Hepatitis Akut

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatan bahwa penyebaran hepatitis akut tidak seperti penularan pada penyakit-penyakit pandemi, sementara itu pemerintah, diusulkan oleh anggota Komisi IX DPR RI Luqman Hakim, untuk melakukan dua langkah atasi penyakit ini.

Budi Gunadi: Penyebaran Hepatitis Akut Tak Seperti Pandemi

Diungkapkan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, bahwa penyebaran hepatitis akut tidak seperti penularan pada penyakit-penyakit pandemi. ” Kesimpulannya sampai sekarang penyebarannya tidak seperti penyakit-penyakit pandemi karena kalau menular kan saya katakan pasti teman-teman kena, ini tidak terjadi. ” ujar Menkes RI di lingkungan Istana Wakil Presiden Jakarta.

Budi Gunadi sebelumnya menyatakan, terdapat 15 kasus dugaan hepatitis akut di Indonesia, tiga kasus pertama dilaporkan pada tanggal 27 April 2022 atau beberapa hari setelah WHO menyampaikan ada kejadian luar biasa di Eropa. ” Kita sudah bicara dengan CDC (Centers for Disease Control and Prevention) Amerika, CDC Inggris, klasterisasi itu tidak terjadi. Itu nomor satu. Jadi ini tidak semenular yang dibayangkan banyak orang. ” tuturnya.

<img fetchpriority=
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin

Lebih jauh orang nomor satu di kementerian Kesehatan RI ini menyebutkan, bila kasus hepatitis akut yang terjadi di Inggris dan AS, hingga kini juga masih dicari apa yang jadi penyebabnya. ” Masih belum tentu Adenovirus, karena ada juga balita yang kena tetapi tidak ada Adenovirusnya, kalau ini benar Adenovirus pasti seharusnya akan ada, jadi memang dicari apakah benar karena virusnya atau karena kombinasi kesehatan lingkungannya yang kurang atau genetiknya, jadi sementara masih belum bisa diambil kesimpulan, tapi yang sudah pasti bahwa penularannya jauh lebih rendah dibandingkan yang lain. ” terang Menkes Budi Gunadi.

Cegah Penyebaran Hepatitis Akut Dengan Cuci Tangan dan Masak Secara Baik

Pada kesempatan yang sama dirinya turut memaparkan, tentang bagaimana cara pencegahan penyebaran penyakit hepatitis akut oleh masyarakat. ” Yang penting cuci tangan yang rajin sebelum masuk makanannya, makanannya kalau bisa dimasak dengan baik, dua itu saja, khususnya untuk anak-anak ya. ” tegasnya.

Iapun meminta, agar respons masyarakat tidak berlebihan terhadap penyebaran hepatitis akut tersebut. ” Hepatitis akut di kita 15 (kasus) dari 270 juta (penduduk), beda dengan COVID-19 yang seharinya sekarang 200 (kasus), jadi ini jauh di bawah COVID-19 penularannya, mungkin di bawah cacar, di bawah kolera, TBC supaya jangan terlalu berlebihan dan sampai sekarang belum terbukti penularannya disebabkan oleh virus. ” ungkapnya.

Kementerian Kesehatan RI Buat Surat Edaran Terkait Penyebaran Hepatitis Akut

Sementara berkaitan dengan penyebaran hepatitis akut tersebut, Kementerian Kesehatan telah membuat Surat Edaran (SE) tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology). Selain itu, guna mencegah penularan hepatitis akut, melalui saluran pernafasan, Kemenkes pun meminta masyarakat menerapkan protokol kesehatan Covid-19 seperti memakai masker, menjaga jarak dan mengurangi mobilitas.

Adapun upaya lainnya sambung Budi Gunadi, yakni pentingnya pemahaman orang tua terhadap gejala awal hepatitis akut, yaitu mual, muntah, sakit perut, diare, kadang disertai demam ringan. Kemudian, gejala akan semakin berat, seperti air kencing berwarna pekat seperti teh dan BAB berwarna putih pucat. Apabila anak mengalami gejala-gejala tersebut, orang tua diminta segera memeriksakan anak ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat untuk mendapatkan diagnosis awal. Ia menghimbau, jangan menunggu hingga muncul gejala kuning bahkan sampai penurunan kesadaran, karena kondisi tersebut menunjukkan bahwa infeksi Hepatitis sudah sangat berat. Jika terlambat mendapatkan penanganan medis maka momentum dokter untuk menolong pasien sangat kecil.

Legislator Beri Usulan Dua Langkah Atasi Hepatitis Akut

<img decoding=
Hepatitis

Sebelumnya, pemerintah, diusulkan oleh anggota Komisi IX DPR RI Luqman Hakim, untuk melakukan dua langkah atasi hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya, yang belakangan ini menjadi sorotan publik. “ Pertama, menuntaskan program Jambanisasi Berbasis Keluarga. Menurut data BPS tahun 2020, masih terdapat 20 juta lebih keluarga di Indonesia yang tidak memiliki jamban, akibatnya mereka bisa buang air besar di sembarang tempat. ” ucap Luqman di Jakarta.

Untuk itu, dirinya meminta agar Presiden RI Joko Widodo segera mencanangkan program penyelesaian pembangunan jamban berbasis keluarga. Ia berpendapat, pemerintah juga perlu melakukan evaluasi kualitas sanitasi pada fasilitas-fasilitas umum. Adapun untuk langkah kedua sambung Luqman, perlu dilakukan program basmi lalat dan hewan sejenis yang berpotensi menjadi transmiter virus hepatitis. “ Zona-zona yang menjadi pusat lalat berkembang biak, harus disterilisasi untuk mencegah bertambahnya populasi lalat. ” tuturnya.

<img decoding=
Luqman Hakim

Atasi Hepatitis Akut, Pemerintah Diminta Tingkatkan Kualitas dan Fasilitas Sanitasi

Bukan itu saja terang Lugman Hakim, sambil menunggu hasil penelitian otoritas kesehatan nasional dan internasional terkait penyakit hepatitis akut tersebut, pemerintah sebaiknya melakukan langkah ekstra dengan meningkatkan kualitas dan fasilitas sanitasi masyarakat. Dia menilai, bahwa penularan hepatitis, terutama hepatitis A yang banyak menimbulkan kematian anak, melalui tinja dari orang yang mengidap penyakit itu. “ Transmisi virus hepatitis konvensional dari tinja bisa dibawa oleh lalat yang kemudian hinggap di makanan atau peralatan makan. ” ujar legislator dari fraksi PKB ini.

Oleh karena itu, anggota Komisi IX DPR RI inipun meminta agar warga masyarakat lebih intens lagi memperhatikan kesehatan anak. Sehingga lanjutnya, apabila terdapat gejala hepatitis seperti diare, segera bawa ke dokter, puskesmas, rumah sakit, atau fasilitas kesehatan terdekat. Lebih jauh Luqman juga menyampaikan, supaya harus dipastikan sebelum makan dan minum, masyarakat perlu mencuci tangan pakai sabun. Disamping itu, makanan dan peralatan makan harus disimpan di tempat yang tidak bisa dari dihinggapi lalat.

Pada kesempatan yang sama iapun berharap, agar warga masyarakat tidak panik terkait munculnya hepatitis akut tersebut di Indonesia. Sebab jelasnya, pemerintah bersama para ahli dan badan-badan kesehatan nasional dan internasional sedang melakukan penelitian ilmiah atas penyakit itu. “ Masyarakat tidak perlu panik. Lakukan langkah-langkah pencegahan dengan meningkatkan praktik hidup sehat. ” pungkasnya seraya berharap, agar dalam waktu cepat dapat diungkap jenis virus yang menyebabkan hepatitis misterius sekaligus cara pencegahannya.

Tinggalkan Balasan

Email Anda tidak akan dishare ke siapapun

Website ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalan Anda. Kami berharap Anda setuju dengan hal ini, namun Anda dapat memilih untuk tidak setuju. Setuju Baca lebih lanjut

Anda Segang offline