Nusantarasatu Industri – Untuk merealisasikan Indonesia jadi negara industri, Presiden Joko Widodo menegaskan bahwa Indonesi akan terus menghentikan ekspor raw material atau bahan mentah satu per satu, dengan risiko apapun. Penegasan ini dilontarkan orang nomor satu di Indonesia tersebut dalam sambutannya pada acara pelepasan ekspor perdana 2022 smelter grade alumina produksi PT Bintan Alumina Indonesia di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Galang Batang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. ” Dengan risiko apapun, satu per satu (ekspor bahan mentah) akan saya stop. (ekspor) bijih nikel stop, kita digugat WTO, silakan gugat. Nanti stop ekspor bauksit, stop, mesti ada gugatan, silakan gugat. Enggak apa-apa, kita hadapi. ” ucap Jokowi, sebagaimana disaksikan secara virtual, di Jakarta,.
Lebih lanjut dirinya menambahkan, jika tidak segera dihentikan, maka Indonesia akan menjadi negara pengekspor bahan mentah sejak zaman VOC. ” Kalau enggak, sejak zaman VOC sampai kapanpun, kita akan menjadi pengekspor bahan mentah, bahan mentah, enggak rampung-rampung. Pala, coklat semuanya. Rempah-rempah semuanya. Yang menikmati yang punya nilai tambah, yang menikmati yang punya industri. ” ucap Presiden.
Agar Jadi Negara Industri Indonesia Harus Mengekspor Barang Jadi atau Setengah Jadi
Pada kesempatan yang sama mantan Gubernur DKI Jakarta ini menuturkan, bahwa yang paling penting dari hilirisasi industri adalah tidak lagi mengekspor bahan mentah. Indonesia sambung Presiden, harus mulai segera mengekspor barang-barang jadi atau setengah jadi. ” Kemarin saya baru saja dari Muara Enim, untuk meletakkan batu pertama pembangunan industri DME, Dimetil eter, yang itu nanti dipakai untuk LPG. Ini juga sama, kita ekspor bahan mentah batu bara, mentahan terus, mentahan, mentahan, mentahan, padahal yang namanya batu bara itu bisa menjadi metanol, bisa menjadi DME. ” imbuhnya.
Untuk itu Ia pun kembali menegaskan kepada seluruh pihak, supaya mulai berhenti berpikir mengekspor bahan mentah. ” Ini yang dibutuhkan rakyat. Jangan sekali lagi berpikir ekspor bahan mentah, ekspor bahan raw material, ekspor nikel ore, nggak ada. Pola pikir kita harus kita ubah. Ini harus menjadi negara industri kalau kita mau maju. Karena nilai tambahnya ada di situ. ” pungkasnya.