Nusantarasatu Perindustrian – Disampaikan oleh Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, bahwa Industri Manufaktur Optimis dimana industri pengolahan nonmigas di Indonesia masih menunjukkan geliat pada awal tahun 2022, yang ditandai dari hasil Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Januari berada di level 53,7 berdasarkan survei IHS Markit. “ Kami sangat bersyukur dan berterima kasih kepada para pelaku industri manufaktur di tanah air. Kabar baik ini merupakan sinyal atau indikator bahwa pelaku industri manufaktur makin optimis terhadap kondisi ekonomi saat ini. “ ujar kata Agus Gumiwang Kartasasmita saat menghadiri rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI yang disiarkan, Rabu (2/2/2022).
Capaian pada bulan pertama ini, naik dibanding bulan Desember tahun lalu yang mencapai angka 53,5. Indeks di atas 50, yang menandakan bahwa industri manufaktur dalam tahap ekspansif. Lebih lanjut ia menambahkan, jika PMI Manufaktur Indonesia pada Januari 2022 melampaui PMI Manufaktur rata-rata negara ASEAN (52,7), Malaysia (52,8), Filipina (50,0), Korea Selatan (51,9), Rusia (51,8), dan China (49,1).
Agus Gumiwang menyatakan, pemerintah bertekad untuk terus menciptakan iklim usaha yang kondusif, meskipun di tengah tekanan gelombang ketiga pandemi Covid-19. “ Berbagai kebijakan strategis telah dijalankan pemerintah dalam mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional, termasuk memberikan stimulus bagi pelaku industri agar bisa berproduksi dan berdaya sain. ” imbuhnya.
Iapun meyakini, bila sektor industri manufaktur tetap memainkan peranan penting bagi perekonomian nasional. “ Peran penting ini dapat dilihat dari kinerja makro sektor industri manufaktur di beberapa indikator, misalnya realisasi investasi, capaian ekspor, dan penambahan tenaga kerja. “ ucap Menperin RI.
PMI: Industri Manufaktur Optimis Dan Berkontribusi Besar Dari Sisi Ekspor
Sementara itu dari sisi ekspor sambungnya, industri manufaktur terus berkontribusi yang paling besar dengan nilai ekspor tahun 2021 sebesar 177,10 miliar dolar AS, atau menyumbang hingga 76,49 persen dari total ekspor nasional. Jumlah ini kata Agus Gumiwang, telah melampaui ekspor manufaktur 2020 sebesar 131 miliar dolar dan bahkan lebih tinggi dari 2019 mencapai 127,38 miliar dolar. Sedangkan realisasi investasi di sektor manufaktur tahun 2021 tercatat sebesar Rp325,4 triliun atau naik 19,24 persen dibanding 2020.
Kemudian pada aspek ketenagakerjaan, seiring bangkitnya industri pengolahan dari dampak pandemi, ada tambahan penyerapan tenaga kerja sebanyak 1,2 juta orang pada tahun 2021. Sehingga, total tenaga kerja di sektor ini kembali ke angka 18,64 juta orangMenurut IHS Markit, sektor manufaktur Indonesia terus berekspansi pada tingkat solid di awal 2022. Selain itu, kondisi permintaan secara umum mengalami penguatan, sebagian karena catatan kenaikan pada penjualan asing yang mendukung kenaikan lebih tajam pada output manufaktur. Hal ini pulalah yang kemudian mendorong kenaikan aktivitas pembelian dan aspek ketenagakerjaan.
Menyikapi hasil survei PMI Manufaktur Indonesia pada Januari 2022, Jingyi Pan selaku Economics Associate Director IHS Markit menyatakan, kondisi pengoperasian di sektor manufaktur Indonesia membaik pada awal tahun 2022. Permintaan klien berekspansi pada kisaran lebih tajam, didukung oleh catatan pertumbuhan permintaan baru dari luar negeri. Disisi lain, kenaikan tingkat ketenagakerjaan dan aktivitas pembelian juga terlihat naik, sekaligus menggambarkan kondisi ekonomi yang lebih baik. “ Waktu pengiriman dari pemasok tercatat jauh lebih baik, yang juga merupakan tanda positif. Penting untuk diamati jika kondisi terus membaik, karena tekanan harga masih tajam disebabkan permasalahan pasokan yang masih ada. ” pungkasnya.
[…] kepada prinsip tersebut. “ Prinsip industri yang mandiri dan berdaulat berarti keberlangsungan industri manufaktur dalam negeri tidak boleh tergantung pada sumber daya luar negeri dan tentunya diharapkan ini dapat […]
[…] Menperin: Industri Manufaktur Optimis Kondisi Ekonomi Saat Ini […]