Nusantarasatu.id – Diutarakan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, bahwa Indonesia akan membawa isu pengurangan emisi karbon pada Presidensi G20. “ Platform ini akan kita gunakan agar kita dapat berkolaborasi dan bekerja sama karena seperti halnya pandemi, perubahan iklim tidak dapat ditanggulangi oleh negara manapun sekalipun negara terbesar. ” ucap Menkeu Sri Mulyani ketika menjadi pembicara dalam acara ADB Institute secara daring.
Iapun menegaskan, Indonesia menyadari betapa pentingnya bagi seluruh dunia untuk menghindari pemanasan bumi, dan upaya tersebut akan membutuhkan program yang kredibel guna mengurangi emisi karbon. “ Indonesia memang sudah memiliki kontribusi determinasi nasional, namun hal ini tidak dapat dicapai sendiri. Kami membutuhkan dukungan dari komunitas global baik dalam bentuk pembiayaan maupun teknologi serta pengetahuan. ” imbuhnya.
Emisi Karbon Akan Sangat Menantang Pada Pertengahan Abad Ini
Pada forum global, Indonesia telah memperkenalkan pajak karbon, pasar karbon serta menjaga hutan agar dapat memenuhi komitmen untuk mencapai target Net Zero. Ia menilai, emisi karbon akan menjadi sangat menantang pada pertengahan abad ini, sehingga dibutuhkan desain alur untuk menurunkan emisi karbon. “ Jadi kita harus bisa merancang jalurnya dengan cara yang kredibel untuk mencapai komitmen ini, kesepakatan untuk menghentikan pendanaan pembangkit batubara kotor baru di luar negeri. “ ujar Sri Mulyani.
Bukan itu saja, dunia juga harus siap menyikapi konsekuensi dari penurunan emisi karbon termasuk berlomba untuk menyediakan energi secara stabil dan harga terjangkau. Disamping itu, juga menjaga komitmen negara-negara maju untuk menyediakan dana 100 miliar dolar AS untuk negara berkembang dalam rangka menurunkan emisi karbon. “ Peran swasta juga tentunya sangat kritis, tetapi mereka tidak akan langsung berpartisipasi dalam perubahan iklim ini. Sehingga kita perlu merancang kebijakan regulasi atau bahkan menciptakan insentif bagi sektor swasta untuk dapat juga menyikapi isu perubahan iklim. ” tutur Menkeu RI.
Indonesia Serukan Komitmen Ekonomi Global Tangguh di Presidensi G20
Disisi lain, Sri Mulyani Indrawati menyatakan, bahwa Indonesia akan menjadikan kepemimpinan atau Presidensi G20 sebagai ajang untuk menyerukan komitmen global mewujudkan pertumbuhan ekonomi global yang tangguh. “ Kami akan menggunakan pertemuan ini untuk menyerukan komitmen global untuk bekerja bersama bergandengan tangan menuju pertumbuhan yang kuat, inklusif, berkelanjutan, dan tangguh. ” terangnya.
Menkeu Sri Mulyani juga mengatakan, bahwa kepemimpinan G20 sebelumnya telah menunjukkan upaya global dalam mempercepat pemulihan ekonomi dan keuangan global. Untuk itu, juga penting bagi Indonesia memastikan jalan keluar yang aman bagi semua dan memulai jalan baru menuju masa depan yang berkelanjutan. “ Dengan pertimbangan tersebut, Presidensi G20 Indonesia telah memilih tema recover together, recover stronger. Tema tersebut mencerminkan niat dan tujuan kami untuk memperkuat koordinasi dan kolaborasi, serta kebijakan ekonomi dan keuangan agar tidak ada negara dan tidak ada satupun yang tertinggal di masa pemulihan. ” jelasnya.
Penting Promosikan Produktivitas dan Stabilitas
Tema ini sambung Menkeu RI, juga mencerminkan pentingnya mempromosikan produktivitas, ketahanan dan stabilitas, serta memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif. “ Upaya ini akan didukung oleh kepemimpinan kolektif global yang kuat dan lingkungan yang mendukung serta kemitraan. ” kata Sri Mulyani.
Selama berlangsungnya Presidensi G20, Indonesia akan fokus pada sejumlah persoalan, di antaranya mencari jalan keluar untuk mendukung pemulihan ekonomi, sistem pembayaran digital untuk sustainable finance, inklusi keuangan serta perpajakan internasional. “ Ini akan menjadi kunci untuk memastikan dan mempercepat pemulihan global yang inklusif dan aman serta menciptakan dunia untuk masa depan yang lebih berkelanjutan. ” pungkasnya.
2 thoughts on “Indonesia Bawa Isu Pengurangan Emisi Karbon di Presidensi G20”