Nusantarasatu.id – Kawasan industri yang dibangun oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), didorong oleh Menteri BUMN Erick Thohir, harus memberikan perhatian lebih kepada perwujudan green economy atau ekonomi hijau. Salah satunya yakni dengan memperhatikan pengolahan limbah supaya lingkungan kawasan industri BUMN tidak hanya memberikan dampak ekonomi semata, akan tetapi juga menjaga kelestarian alam.
” KTT G20 lalu dan COP26 menekankan kepada seluruh negara untuk menerapkan supply chain global dan ekonomi hijau. ” tegas Erick Thohir ketika meresmikan fasilitas pengolahan limbah terpadu (FPLT) di Kompleks Kawasan Industri Medan (KIM) di Deli Serdang, Sumatera Utara.
Konsepsi Ekonomi Hijau Jadi Arah Pembangunan Indonesia Dimasa Datang
Diungkapkan oleh Erick Thohir, bahwa konsepsi ekonomi hijau yang menjadi arah pembangunan Indonesia di masa yang akan datang, membutuhkan dukungan serta langkah nyata agar dapat terakselerasi dengan baik. ” Persoalan emisi karbon terus menjadi isu yang berkembang. Oleh karena itu, kami di BUMN terus mengonsolidasikan kawasan-kawasan industri BUMN agar melakukan terobosan dalam manajemen limbah, air, dan energi terbarukan. ” tuturnya.
Ia menilai, bila keberadaan industri berskala besar seperti PT. KIM, secara langsung meningkatkan limbah bahan berbahaya dan beracun (B3). Untuk itu, diperlukan mitra pengelolaan agar tidak mencemari lingkungan. PT. KIM merupakan perusahaan milik BUMN dengan bidang usaha jasa pengelolaan kawasan industri dan merupakan salah satu kawasan industri terbesar di Sumatera yang telah berdiri selama 32 tahun. Saat ini, kawasan PT KIM mempunyai mitra industri sebanyak 554 dengan 43 perusahaan diantaranya merupakan industri berskala besar.
Lebih jauh disebutkan, dalam waktu dekat, KIM juga akan menambah fasilitas unit pengolahan terpadu berupa incinerator, IPAL B3, tempat pengumpulan serta pemanfaatan limbah B3, spent bleachearth extraction, distilasi minyak pelumas bekas, hingga laboratorium lingkungan. ” Selain itu, kami juga akan menyambungkan kawasan industri dengan pelabuhan agar mempermudah mobilitas logistik dan juga menekan biaya pengiriman, sehingga produk yang dihasilkan dari industri-industri di KIM bisa bersaing. ” ucapMenteri BMN Erick Thohir.