Kemenkes: Pemerintah Tidak Bisa Optimal Tanpa Kerjasama Masyarakat

Reza Arya

Nusantarasatu.id – Ditegaskan oleh Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan RI Siti Nadia Tarmidzi, bahwa strategi untuk mencegah perluasan infeksi akibat Omicron yang dijalankan oleh pemerintah, tidak akan dapat bekerja secara optimal tanpa adanya kerjasama dari masyarakat. ” Tentunya ini harus menjadi kewaspadaan kita. Karena kita tahu, pemerintah sudah sampai mengeluarkan pengetatan pada akhir tahun baru. “ ucap Nadia dalam Talkshow Menjaga Pandemi Tetap Landai Pasca Natal dan tahun baru yang diikuti secara daring di Jakarta.

Iapun menambahkan, bila varian Omicron memiliki sifat yang lebih cepat menular meski gejala yang dimiliki ringan. Seluruh niatan baik yang dilaksanakan oleh pemerintah guna melindungi masyarakat lewat pemutusan rantai penularan Covid-19 beserta berbagai varian mutasinya, sudah berjalan secara benar. Dalam hal ini, pemerintah terus mengupayakan berbagai strategi mulai dari pengetatan pintu masuk negara dari berbagai jalur. termasuk melarang atau membatasi pelaku perjalanan pada saat libur Natal dan Tahun Baru hingga menggencarkan aplikasi PeduliLindungi di tempat publik baik mal, tempat rekreasi dan hotel.

Pemerintah Gencarkan Cakupan Vaksinasi Covid-19

Selain itu sambung Nadia, pemerintah juga terus mengakselerasi percepatan cakupan vaksinasi, sampai pada seluruh target sasaran, hingga dapat menembus angka 70 persen pada akhir bulan Desember 2021 nanti. Bukan itu saja, pemeriksaan kesehatan melalui tes Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan whole genome sequencing (WGS) maupun S-gene target failure (SGTF) terus dilakukan. Hal ini bertujuan untuk melakukan skrining pada pelaku perjalanan bersamaan dengan diperketatnya 3T (testing,tracing,treatment).

Disisi lain, meski sampai hari ini situasi pandemi di Indonesia masih terkendali, namun sembilan sampai 10 provinsi terlihat mengalami tren kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 akibat adanya mobilitas yang kembali meningkat. Dalam pelaksanaan vaksinasi, masih pula ditemukan sejumlah pihak yang enggan untuk divaksin karena hoaks, serta masih memilih merek vaksin sampai bersedia menunggu lebih lama. Selain itu, terdapat pula temuan masyarakat yang abai dan tak menaati peraturan karantina.

Imbasnya, Indonesia kebobolan varian Omicron yang dibawa para pelaku perjalanan luar negeri dan adanya temuan transmisi lokal. Sehingga kata Nadia Tarmizi, total kasus saat ini ada sebanyak 68 kasus Covid-19 yang disebabkan oleh varian Omicron. Untuk itu, dengan kerja sama yang dibangun bersama seluruh lapisan masyarakat, ia berharap Indonesia bisa mempertahankan situasi terkendali saat ini lebih lama lagi. Dan pastinya, dibarengi dengan penerapan protokol kesehatan yang lebih disiplin lagi. ” Diimbau masyarakat untuk tetap berada di rumah. Yang kedua, kita tidak berhentinya mengingatkan bahwa pandemi belum selesai. Protokol kesehatan harus dijalankan. Pastikan aplikasi PeduliLindungi dijalankan di tempat tempat public. “ pungkasnya.

Leave a Comment