Nusantarasatu.id – Progres pengerjaan Refinery Development Master Plan (RDMP) atau modifikasi kilang Balikpapan, saat ini sudah hampir setengah jalan, yakni 46,92 persen per 30 Desember 2021. Targetnya, proyek penambahan kapasitas kilang akan selesai pada bulan Oktober tahun 2023 mendatang.
Dijelaskan oleh Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati, jika dirinya merasa yakin bila pengerjaan modifikasi Kilang Balikpapan akan sesuai dengan target yang ditetapkan. Keyakinan Nicke ini didasari karena Pertamina sudah memitigasi semua penyebab keterlambatan yang berisiko besar. ” Kita harus tahu, apa sih yang membuat suatu proyek itu seringkali terlambat. Satu adalah lahan, di sini sudah tidak ada isu lahan, karena ini area Pertamina. Kedua perizinan, perizinan juga sudah beres. ” kata Nicke di lokasi RDMP Balikpapan.
Kemudian sambung Dirut Pertamina, isu yang berikutnya adalah engineering. Dia menegaskan, bahwa proses ini sudah hampir selesai. ” Malah office yang di Korea akan ditutup karena sudah selesai engineering-nya. ” urai Nicke.
Lebih jauh iapun menuturkan, alasan lainnya yang paling sering membuat proyek kilang mengalami keterlambatan adalah ketika pembuatan equipment. Hal tersebut lanjutnya, karena ada long lead item yang harus dibuat dalam jangka waktu yang sangat Panjang. ” Nah kemarin saat COVID-19, negara-negara Eropa dan Amerika melakukan lockdown. Jadi beberapa equipment yang diproduksi di sana terpaksa kemudian diberhentikan dulu. ” imbuhnya.
Resiko Terbesar Dari Keterlambatan Proyek Sudah Dimitigasi
Pertamina sendiri terang Dirut Pertamina, melalui PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB) sudah melakukan akselerasi pengerjaan proyek modifikasi Kilang Balikpapan. Di mana terdapat langkah reinforcement yang bisa membuat proyek tersebut selesai secara cepat. ” Risiko terbesar dari keterlambatan proyek ini kita sudah mitigasi, karena long lead item ini sudah selesai dan sebagian besar sudah didesain tinggal dipasang saja. ” ucapnya.
Pada kesempatan inipun ia menyampaikan, bila proyek RDMP Balikpapan ini memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi. Hal ini disebabkan, kilang baru tidak dibangun dari lahan kosong, melainkan di tengah-tengah kilang existing yang harus tetap beroperasi. ” Jadi seperti kita harus memperbaiki kereta api yang sedang berjalan, gerbong yang ada diperbaiki, kemudian ditambah gerbong baru. “ jelas Nicke.
Sementara dengan proyek RDMP ini, akan memapu meningkatkan kapasitasnya dari 260 ribu barel per hari menjadi 360 ribu barel per hari. Penambahan sebesar 100 ribu barel per hari ini, ditargetkan bisa selesai pada Oktober 2023 atau selama 53 bulan saja. Disamping itu, ada peningkatan standar kualitas dari produk yang dihasilkan dari Kilang Balikpapan akan meningkat dari Euro II ke Euro V. Sehingga ungkap Nicke, produk yang dihasilkan akan sesuai dengan standar internasional. Kemudian iapun berpendapat, peningkatan kualitas akan selesai di 2024. ” Selain itu, kilang ini nantinya tidak akan menghasilkan BBM tapi juga polipropilen dan LPG, nantinya juga akan mengurangi impor dari produk petrochemical dan LPG. ” pungkasnya.