Nusantara Satu Berita Vaksinasi – Disebutkan oleh Menteri Kesehatan (Kemenkes) RI, Budi Gunadi Sadikin, bila pemberian dosis ketiga (booster) vaksin Covid-19 masih menunggu setidaknya 50 persen populasi sasaran sudah disuntik penuh dua dosis. Ditargetkan oleh pemerintah, jika capaian ini akan terpenuhi pada akhir bulan Desember 2021 mendatang, sehingga booster bisa diberikan paling cepat Januari 2022. ” Semua negara yang memulai booster itu dilakukan sesudah 50 persen penduduknya disuntik dua kali. Dan kita perkirakan ini akan terjadi di bulan Desember. ” terang Budi Gunadi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR.
Vaksin Booster Covid-19 Diprioritaskan Bagi Lansia
Iapun memperkirakan, bahwa pada akhir Desember 2021 nanti, setidaknya sudah 59 persen populasi sasaran disuntik dosis penuh. Sementara yang mendapatkan vaksin Covid-19 dosis pertama, mencapai 80 persen. Booster vaksin Covid-19 sambung Budi Gunadi, akan diprioritaskan bagi kelompok lansia terlebih dahulu sebagai kelompok rentan.
Sedangkan untuk booster vaksin yang diberikan tahun depan jelas Menkes RI, tidak diberikan secara gratis alias berbayar. Karena pemerintah hanya akan menanggung pemberian booster bagi masyarakat yang terdaftar sebagai peserta Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan. ” Rencananya ke depan sudah bicarakan dengan Bapak Presiden adalah ini pertama prioritasnya lansia dulu, karena lansia tetap yang berisiko tinggi. Kedua, baru yang akan ditanggung [biayanya] oleh negara adalah yang peserta PBI. ” tuturnya.
Selain Peserta PBI, Vaksin Booster Tidak Diberikan Secara Gratis
Di depan seluruh anggota Komisi IX yang mengikuti rapat kerja, yang dinilainya memiliki penghasilan lebih, diharapkan untuk membayar sendiri vaksin boosternya. Bukan itu saja, nantinya individu yang di luar pembiayaan pemerintah dapat memilih sendiri jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan sebagai booster. ” Mohon maaf Bapak Ibu anggota DPR yang memang penghasilannya cukup, nanti kita minta bayar sendiri. Dan itu nanti akan dibuka, mau pilih yang mana (jenis vaksinnya). ” kata Budi Gunadi Sadikin.
Lebih jauh diungkapkan, bila pihaknya masih melakukan uji klinis bersama sejumlah perguruan tinggi untuk meneliti efektivitas pemberian booster, baik dengan merek vaksin yang sama dengan dosis 1 dan 2, maupun yang berbeda merek. ” Booster sedang uji klinis dengan teman-teman dari perguruan tinggi, apakah sama atau campur, istilah homologus atau heterologus. Jadi diharapkan akhir Desember ini bisa selesai. ” ujarnya.