Nusantarasatu.id – Dalam rangka mendukung kawasan industri nikel di Kabupaten Konawe, Sulawesi Tenggara, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono meminta, dilakukan percepatan konstruksi Jalan Morosi-Lasolo. Iapun berpesan kepada Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tenggara, Direktorat Jenderal Bina Marga sebagai penanggungjawab, untuk mempercepat penyelesaian Jalan Morosi – Lasolo. ” Saya ingin pembangunan Jalan Morosi – Lasolo bisa dipercepat penyelesaiannya, karena jalan poros ini memberikan manfaat yang sangat besar. “ jelas Menteri PUPR dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu (29/12/2021).
Selain untuk meningkatkan konektivitas dari Konawe ke Konawe Utara, penanganan jalan Morosi sepanjang 17 Km juga untuk mendukung pengembangan kawasan industri nikel di Konawe. Adapun penanganan Segmen Jalan Morosi sepanjang 17 km sendiri, dimulai pada tahun 2020 sepanjang 4,5 km. Pada TA 2021-2022, dilanjutkan dengan penanganan sepanjang 16,9 km, yang meliputi rekonstruksi jalan sepanjang 3,2 km, pelebaran jalan 13,7 km, pelebaran jembatan 20,6 meter, pemeliharan rutin jalan 4,5 km dan pemeliharaan jembatan 134,8 meter. Progres penanganan fisik untuk TA 2021-2022 mencapai 18,6 persen.
Sedangkan pembangunan infrastruktur jalan dan jembatan, mempunyai tujuan untuk memangkas biaya logistik supaya daya saing produk Indonesia meningkat. Oleh sebab itu lanjut Menteri PUPR, penyelesaian pekerjaan ini harus dipercepat dengan tetap menjalankan protokol kesehatan yang ketat. ” Akses jalan yang semakin baik juga akan menunjang perekonomian masyarakat di kawasan sekitar. “ tegasnya.

Adanya Jalan Poros Morosi, Jalan Dalam Kota Bisa Lebih Awet
Lebih lanjut diungkapkan, bila penyelesaian Jalan Morosi juga diharapkan nantinya dapat memberikan dampak positif bagi peningkatan ekonomi masyarakat setempat. Yakni melalui pemerataan pembangunan dengan membuka peluang-peluang usaha, seperti membuka warung, restoran, dan usaha-usaha ekonomi baru. Sehingga sambung Basuki, dengan adanya jalan poros tersebut, kondisi jalan dalam kota juga bisa lebih awet, karena kendaraan besar memiliki jalur alternatif. Dan akhirnya, diharapkan juga akan menekan angka laka lantas di jalur tersebut. ” Sekali lagi tolong dipercepat, langgamnya rock on roll, jangan keroncong. Tetapi jangan korbankan kualitas beton karena pasti nanti di sini akan banyak ODOL (Over Dimensi dan Over Loading). ” tutur Menteri Basuki.
Sementara itu disampaikan oleh Kepala Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Sulawesi Tenggara Yohanis Tulak Todingrara, guna mempercepat penanganan Jalan Morosi, disiapkan penambahan tenaga kerja dan juga penambahan jam kerja menjadi 3 shift. Selain itu lanjutnya, juga menambah jumlah alat seperti Truck Mixer dari semula 6 unit menjadi 9 unit, mengerjakan pekerjaan secara paralel dan simultan serta menambah batching plan dengan kualitas yang lebih mantap.
Adapun pembangunan Jalan Morosi sendiri menggunakan anggaran APBN senilai Rp139,9 miliar, yang dikerjakan oleh kontraktor PT Yasa Patria Perkasa-PT Gangking Raya (KSO). Sesuai kontrak, ditargetkan Serah Terima Sementara Pekerjaan atau Provisional Hand Over (PHO) konstruksi Jalan Morosi pada Desember 2022.