Prof Wiku: Indonesia Mampu Pertahankan Kasus Turun Walau Ada Omicron

Reza Arya

Nusantarasatu.id: Pandemi – Disebutkan oleh Koordinator Tim Pakar dan Juru Bicara Penanganan Covid-19 Pemerintah Prof. Wiku Adisasmito, bila Indonesia berhasil mempertahankan jumlah kasus positif Covid-19 tetap turun meskipun Omicron telah terdeteksi. “ Saat ini, kasus positif di Indonesia masih konsisten mengalami penurunan dan sudah bertahan selama 22 pekan. ” ucap Wiku dalam Keterangan Pers Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19, yang diikuti secara daring di Jakarta.

Lebih jauh iapun menambahkan, bahwa Indonesia berhasil secara konsisten menjaga jumlah penurunan kasus positif Covid-19 selama 22 pekan berturut-turut. Hal yang sama, juga terjadi pada kasus kematian, dimana Indonesia berhasil mempertahankan kasus kematian tetap menurun selama 20 pekan terakhir.

Walaupun jumlah kasus positif dan kasus kematian akibat virus Covid-19 di Indonesia terus mengalami penurunan secara signifikan, namun ia menyampaikan, bila dilihat dari angka reproduktif efektif (Rt) menggambarkan potensi penularan di masyarakat. Angka Rt sambung Wiku, konsisten mengalami peningkatan sejak titik terendah pada bulan September 2021 lalu. “ Kenaikan yang terjadi masih cenderung terkendali, karena Rt masih di bawah 1. namun, diperlukan usaha sejak dini untuk mencegah terjadinya lonjakan penularan di kemudian hari apalagi mengingat adanya varian Omicron serta peluang penularan pada periode Natal dan tahun baru. ” tegas Prof. Wiku.

Cegah Omicron Masuk Lebih Banyak, Pemerintah Jalankan 4 Upaya Mitigasi

Dan untuk menjaga kasus Covid-19 tetap terkendali serta guna mencegah masuknya Omicron lebih banyak lagi, Wiku meyebutkan bila pemerintah sedang menjalankan empat upaya mitigasi yang telah direkomendasikan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Adapun keempat upaya mitigasi tersebut yakni, mengkoordinasikan alur kedatangan internasional, melakukan surveilans dan penanganan kasus, melakukan komunikasi risiko melalui sejumlah situs maupun media sosial serta mempersiapkan kapasitas pintu kedatangan.

Bukan itu saja jelas Wiku Adisasmito, pemerintah juga sudah berupaya mencegah agar kasus yang sudah terdeteksi varian Omicron tidak menyebabkan lonjakan kasus di masyarakat. lewat rapat koordinasi dan evaluasi seluruh elemen yang terlibat, baik penanggung jawab serta pekerja teknis di lapangan. Diungkapkan oleh Wiku, bahwa tes kesehatan menggunakan Polymerase Chain Reaction (PCR) dengan whole genome sequencing (WGS) maupun S-gene target failure (SGTF) terus digencarkan guna melakukan skrining. Termasuk pula melakukan isolasi pada pelaku perjalanan internasional di Wisma Atlet sebagai tempat ditemukannya kasus pertama Omicron hingga 23 Desember 2021 mendatang.

Kemudian untuk mendukung pencegahan dengan lebih optimal lagi terang Wiku, pengelola fasilitas karantina diminta untuk menyediakan fasilitas kesehatan yang sesuai dengan standar, melakukan disinfeksi serta melakukan perawatan secara rutin. “ Termasuk melakukan pemeriksaan kesehatan khususnya populasi berisiko secara berkala, menyediakan hotline informasi dengan respons time yang tinggi dan melakukan pengawasan karantina secara ketat. ” imbuhnya.

Leave a Comment