Nusantarasatu.id Peluang Pulihkan Ekonomi RI – Diharapkan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI Airlangga Hartarto, bahwa kenaikan harga komoditas harus menjadi peluang untuk pulihkan ekonomi Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia merupakan salah satu negara produsen sawit. Merujuk pada data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai ekspor minyak sawit atau CPO pada bulan Januari hingga September 2021 mencapai USD 23,95 miliar. Nilai tersebut setara dengan 15,41 persen total ekspor non migas.
“ Salah satu komoditas pertanian yang mampu bertahan di masa pandemi COVID-19 ini adalah kelapa sawit, di mana industri kelapa sawit yang mempekerjakan 16,2 juta orang mempunyai capaian ekspor yang luar biasa. Tren berkembang mengenai kebijakan diskriminatif terhadap minyak sawit akan merugikan pembangunan sektor minyak sawit. Maka itu, penting bagi CPOPC (Council of Palm Oil Producing Countries) untuk mempertahankan peran pentingnya untuk mendukung dan menjaga kepentingan bersama negara-negara produsen minyak sawit. ” kata Airlangga dalam keterangannya, Senin (6/12/2021).
Pada Pertemuan CPOC, Para Anggota Setujui Protokol Ubah Piagam CPOPC
Kemudian, iapun menyoroti sejumlah capaian penting pada pertemuan CPOC. Pertama, anggota CPOPC telah menyetujui protokol untuk mengubah Piagam CPOPC, baik anggota lama maupun anggota baru, akan mengikuti prosedur ratifikasi internal untuk mengadopsi dokumen tersebut. ” Anggota yang masuk akan memperkuat organisasi CPOC dan meningkatkan upaya kami untuk mempromosikan pengembangan kelapa sawit berkelanjutan secara global. Dalam organisasi yang baru, Direktur Eksekutif akan ditingkatkan menjadi Sekjen. ” imbuhnya.
Yang kedua lanjut Airlangga, CPOPC telah mengadopsi kerangka prinsip global tentang minyak sawit berkelanjutan. Dimana hal ini akan menetapkan kerangka kerja keterlibatan CPOPC dengan mitra internasional yang relevan. Khususnya sistem PBB, serta organisasi internasional terkait lainnya, untuk mencapai visi bersama CPOPC dalam mengembangkan percontohan untuk referensi berkelanjutan global bagi semua minyak nabati. ” Upaya ini harus sejalan dengan prioritas kami untuk meningkatkan penerimaan keberlanjutan kelapa sawit dan skema sertifikasi nasional kami. Mitra internasional, termasuk produsen minyak nabati utama lainnya, harus menjadi bagian dari strategi dan tujuan akhir. ” tuturnya.
CPOPC Akan Selalu Lakukan Kampanye Advokasi Global
Sedangkan capaian yang ketiga, CPOPC juga telah mengadopsi strategi dan arah kebijakan, yang akan menjadi pedoman koordinasi antar negara anggota dalam mengembangkan strategi bersama di pasar global. Menurut Menko Perekonomian RI, strategi tersebut tidak terbatas pada manajemen penawaran, permintaan dan perkiraan harga saja. Namun juga semua masalah kritis yang dihadapi oleh anggota dan non-anggota dengan cara yang lebih komprehensif dan terkoordinasi. ” CPOPC telah dan akan selalu melakukan kampanye advokasi global, yang didasarkan pada argumen ilmiah dan berbasis bukti untuk mempromosikan minyak sawit berkelanjutan, terutama dalam melawan sentimen negatif yang meningkat. ” ucap Airlangga Hartarto.
Iapun turut menyampaikan, dengan dimulainya kepemimpinan Indonesia di G20 bulan ini, CPOPC akan melihat kemungkinan untuk memanfaatkan forum tersebut guna mempelopori perspektif dan kepentingan negara-negara produsen minyak sawit. Sementara salah satu visi utama CPOPC yakni memberdayakan kehidupan jutaan petani kelapa sawit di banyak negara penghasil minyak sawit. ” Forum Petani Global merupakan kegiatan penting yang memfasilitasi dan mengkonsolidasikan keprihatinan petani kelapa sawit global dan membantu mereka dalam mencapai standar keberlanjutan sebagaimana ditetapkan dalam SDGs PBB. “ pungkasnya.