Langkah Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang akan menyederhanakan surat suara untuk Pemilu 2024 mendatang, menurut anggota Komisi II DPR RI Rifqinizamy Karsayuda, harus disertai dengan edukasi terhadap para pemilih. Langkah tersebut sambungnya, perlu dilakukan supaya nantinya tidak terjadi kebingungan saat masyarakat memberikan hak pilihnya dalam Pemilu. ” Terkait (penyederhanaan) surat suara, perlu edukasi terhadap publik. Jangan sampai di satu sisi tujuannya untuk penghematan anggaran, namun di sisi lain justru membuat kebingungan publik. ” ujar Rifqinizamy di Jakarta.
Lebih jauh dirinya menambahkan, bahwa jangan sampai para pemilih nantinya menjadi bingung dengan penyederhanaan surat suara tersebut. Sebab dirinya mengkhawatirkan, tujuan Pemilu untuk melahirkan pemilihan yang jujur, adil, langsung, umum, bebas, dan rahasia (jurdil-luber) tidak tercapai.
Langkah KPU Sederhanakan Surat Suara Dapat Apresiasi
Meski begitu, ia mengapresiasi langkah KPU yang akan menggunakan kotak suara dari kardus dan penyederhanaan surat suara menjadi dua atau tiga lembar, sebagai bentuk penghematan anggaran penyelenggaraan Pemilu 2024. ” Terkait kotak suara, kita harus rinci karena kotak suara yang digunakan di Pemilu 2019 dan Pilkada 2020 masih bisa digunakan di Pemilu 2024 sehingga tidak perlu pengadaan baru. ” ucap Rifqinizamy Karsayuda.
Sementara itu sebelumnya, anggota KPU RI Evi Novida Ginting Manik menyebutkan, jika penyederhanaan desain surat suara dan formulir yang dilakukan KPU bertujuan untuk mewujudkan Pemilu 2024 yang murah, mudah, dan cepat. ” Penyederhanaan diharap dapat mewujudkan pemilu yang murah, mudah, dan cepat, serta agar transparansi dan akuntabilitasnya terjaga. ” tegasnya.
Pernyataan tersebut diutarakan Evi ketika memberikan sambutan dalam kegiatan Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara dengan Desain Surat Suara dan Formulir yang Disederhanakan untuk Pemilu Tahun 2024, di Halaman Gedung KPU RI, Jakarta, Selasa (22/3) lalu. Ia mengungkapkan, bila penyederhanaan desain surat suara dan formulir bisa mewujudkan Pemilu 2024 yang murah, karena menghemat penggunaan kertas sehingga anggaran pemilu dari sisi logistik pun dapat dihemat.
KPU Simulasi, Bentuk Keseriusan Siapkan Pemilu 2024
Diungkapkan oleh Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI Ilham Saputra, bahwa penyelenggaraan simulasi KPU dengan pemungutan suara dengan desain surat suara disederhanakan, merupakan bentuk keseriusan dalam mempersiapkan serta melanjutkan tahapan Pemilu 2024.
” Ini adalah bentuk keseriusan KPU periode 2017-2022 untuk mempersiapkan dan melanjutkan tahapan Pemilu 2024. Jadi, tidak ada lagi pertanyaan ‘bagaimana soal penundaan pemilu?’. KPU bekerja sesuai dengan konstitusi dan peraturan perundang-undangan. ” jelasnya ketika membuka Simulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara dengan Desain Surat Suara dan Formulir yang Disederhanakan untuk Pemilu Tahun 2024, di halaman Gedung KPU RI, Jakarta.
Lebih jauh dirinya menyatakan, jika KPU periode 2017-2022 senantiasa konsisten untuk tetap mempersiapkan segala kebutuhan menjelang Pemilu 2024. Dengan begitu sambungnya, KPU RI periode berikutnya, yakni 2022-2027, dapat melanjutkan penyelenggaraan Pemilu 2024 yang lebih lancar dan sukses dibanding pemilu sebelumnya.
Kemudian iapun menjelaskan, jika kegiatan simulasi pemungutan dan penghitungan suara dengan desain surat suara dan formulir hasil yang sudah disederhanakan, merupakan wujud ikhtiar dari KPU RI guna menyukseskan Pemilu 2024 secara maksimal.
Simulasi KPU Diharap Mampu Evaluasi Kendala, Guna Sukseskan Pemilu 2024
Pada Pemilu 2019 lalu kata Ilham, desain surat suara, formulir C hasil pemungutan suara, dan hal-hal teknis lainnya yang rumit, telah menimbulkan beragam persoalan, seperti penyelenggara pemilu yang meninggal dunia karena kelelahan. Untuk itu dirinya berharap, agar simulasi KPU di Jakarta, yang merupakan simulasi kali keempat setelah di Sulawesi Utara, Bali, dan Sumatera Utara, mampu mengevaluasi berbagai kendala pada Pemilu 2019 dan menyukseskan Pemilu 2024.
Lebih jauh dirinya mengharapkan, supaya para peserta simulasi KPU bisa memberikan masukan terhadap desain surat suara yang disediakan KPU RI kali ini, sehingga dapat dilakukan penyempurnaan. Sementara berkaitan dengn desain surat suara yang disediakan KPU, Kepala Biro Teknis Penyelenggaraan Pemilu KPU RI Melgia Carolina Van Harling menuturkan, bahwa pihaknya dalam kegiatan simulasi, memberikan dua jenis desain surat suara di dua tempat pemungutan suara (TPS).
Di TPS pertama, terdapat tiga lembar surat suara. Surat suara pertama memuat daftar peserta pemilu yang terdiri dari calon presiden dan wakil presiden serta anggota DPR RI. Sedangkan untuk surat suara kedua, memuat daftar peserta pemilu dari DPD RI.
Kemudian surat suara ketiga jelas Melgia, memuat daftar pemilu dari anggota DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota. Selanjutnya di TPS kedua, pemilih mendapatkan dua lembar surat suara. Dimana pada surat suara pertama ucap Melgia, terdiri atas calon presiden dan wakil presiden, DPR RI, serta DPD RI. Lalu di surat suara kedua, berisi daftar anggota DPRD provinsi dan DPRD kabupaten/kota. Pemilihan dilakukan dengan cara mencoblos.