Muhadjir: Pemimpin Era Disrupsi Harus Luwes dan Adaptif

Para pemimpin era disrupsi, diingatkan oleh Muhadjir Effendy, harus mempunyai cara berpikir luwes dan adaptif serta perlu membuat terobosan

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy

Nusantarasatu.id Pemimpin Era Disrupsi – Para pemimpin berbagai sektor di era disrupsi, diingatkan oleh Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, harus mempunyai cara berpikir luwes dan adaptif serta perlu membuat terobosan. Pernyataan itu disampaikan oleh Muhadjir Effendy saat menjadi pembicara dalam webinar dengan tema Leadership Transformation in Technology, Millenial and Pandemic Disruption yang diselenggarakan oleh Mahasiswa Magister Manajemen Eksekutif angkatan 71 (MME71) Sekolah Tinggi Manajemen PPM Jakarta.

” Cara berpikir luwes dan adaptif serta berani membuat terobosan itu telah dipraktikkan oleh Presiden Joko Widodo pada masa awal Indonesia menghadapi pandemi. ” tutur Muhadjir dalam keterangannya yang diterima di Jakarta.

Indonesia Diakui Dunia Sebagai Negara Yang Berhasil Kendalikan Covid-19

Dan salah satu contoh dari kebijakan pemerintah yang mengadopsi konsep ini yaitu, tidak dilakukannya “lockdown” saat pandemi Covid-19. Namun yang dijalankan adalah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) yang kemudian berubah menjadi pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM). Melalui kebijakan tersebut terang Muhadjir, Indonesia diakui oleh dunia sebagai salah satu negara yang berhasil mengendalikan penyebaran Covid-19, karena kasus positif berangsur melandai dan kasus meninggal dunia juga makin kecil.

Meskipun fokus pada penanganan Covid-19 bersama kementerian dan lembaga, Kemenko PMK tetap menyadari bila pandemi juga telah mengancam pelayanan kesehatan dasar. Oleh karena itu, di tengah upaya mengendalikan Covid-19, Kemenko PMK tetap menggalakkan program penanganan stunting. Karena angkanya masih di kisaran 27,6 persen, serta program-program lain yang terkait dengan sumber daya manusia.

Iapun menilai, disamping memiliki cara berpikir luwes dan adaptif, seorang pemimpin juga harus mempunyai sifat filantropis, empati dan altruis agar organisasi bisa dinamis dan berkelanjutan. ” Tanpa ketiga sifat itu, kemampuan seorang pemimpin belumlah lengkap. ” imbuhnya.

Kemenko PMK Beri Perhatian Penguatan Program Perlindungan Sosial

Sementara itu sehubungan dengan tugas Kemenko PMK, penguatan daya saing sumber daya manusia merupakan salah satu kunci bagi organisasi dan pemimpinnya agar bisa sukses melalui era disrupsi. ” Selain fokus pada penguatan daya saing sumber daya manusia, Kemenko PMK juga memberi perhatian pada penguatan program perlindungan sosial. ” ucap Muhadjir.

Dalam penguatan daya saing sumber daya daya manusia, Kemenko PMK merealisasikan bantuan pendidikan bagi siswa miskin dari tingkat dasar sampai kuliah. Bukan itu saja, Kemenko PMK juga memberi keterampilan pada siswa setingkat SMA yang baru lulus sesuai kebutuhan dunia usaha. Selain itu, juga mempercepat pembangunan dan rehabilitasi sarana prasarana pendidikan, serta mempercepat penurunan stunting. Sedangkan pada penguatan program perlindungan sosial, Kemenko PMK mengimplementasikan sejumlah program, antara lain pemberian kartu sembako, melanjutkan program keluarga harapan, dan perbaikan mekanisme penyaluran bantuan sosial.

Tinggalkan Balasan

Email Anda tidak akan dishare ke siapapun

Website ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalan Anda. Kami berharap Anda setuju dengan hal ini, namun Anda dapat memilih untuk tidak setuju. Setuju Baca lebih lanjut

Anda Segang offline