Nusantarasatu.id – Industri otomotif, kata Menteri Perindustrian (Kemenperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, termasuk yang sangat cepat pertumbuhannya. Hal ini dapat dilihat dari pertumbuhan industri alat angkutan yang mencapai 27,84 persen pada triwulan ke III tahun 2021. ” Pertumbuhan dua digit ini dicetak oleh industri alat angkutan selama dua triwulan berturut-turut. Saya mengapresiasi sektor ini sangat kencang pertumbuhannya. ” ujar Menperin Agus pada pembukaan Gaikindo Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten.
Ia juga menyatakan, bahwa angka penjualan dari industri otomotif ikut melesat. Dalam periode bulan Januari hingga September 2021 lalu, angka penjualan ritel mencapai 600.344 unit atau meningkat dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebanyak 407.390 unit. ” Kenaikan yang sangat besar ini mengindikasikan pemulihan ekonomi yang on the right track. ” kata Menperin RI lewat keterangan tertulis.
Nilai Investasi Industri Otomotif Capai Angka Rp71,35 Triliun
Agus Gumiwang berpendapat, jika industri otomotif mampu memberikan kontribusi yang signifikan bagi perekonomian nasional, sehingga menjadi sektor yang diprioritaskan pengembangannya sesuai peta jalan Making Indonesia 4.0. Adapun potensi industri otomotif sekarang ini sambung Agus, didukung oleh 21 perusahaan industri kendaraan bermotor roda empat atau lebih dengan total nilai investasi mencapai angka Rp71,35 triliun. ” Jumlah kapasitas produksi sebesar 2,35 juta unit per tahun, menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang, dan lebih dari 1,5 juta orang yang bekerja di sepanjang rantai nilai di sektor industri tersebut. ” tuturnya.
Bukan itu saja, Indonesia merupakan pasar terbesar produk otomotif di ASEAN. Tentu saja hal ini menjadi peluang bagi pengembangan dan industrialisasi kendaraan bermotor, termasuk yang hemat energi dan ramah lingkungan sebagaimana tren global yang sedang berkembang. ” Kita berupaya untuk memproduksi kendaraan yang ramah lingkungan, seperti yang berbasis EV. Kita juga masih punya program LCGC, yang nantinya ada lompatan teknologi hidrogen. ” ucap Agus Gumiwang.
Selain itu, industri otomotif nasional juga telah diakui daya saingnya hingga kancah global. Pangsa pasar ekspor untuk kendaraan bermotor roda empat atau lebih termasuk komponennya, tercatat saat ini telah mencapai lebih dari 80 negara. ” Kinerja ekspor pada periode Januari-September 2021 tercatat sebanyak 207 ribu unit kendaraan CBU dengan nilai sebesar Rp37,65 triliun, kemudian 62 ribu set CKD dengan nilai sebesar Rp0,96 triliun, dan 65 juta pieces komponen dengan nilai sebesar Rp21,86 triliun. ” ungkapnya.
Manufaktur Indoensia Capai 57,2, Jadi Indikator Kuat Industri Masuki Tahap Ekspansif
Lebih jauh Menperin RI menyampaikan rasa terima kasihnya atas arahan serta dukungan yang diberikan oleh Presiden Joko Widodo, dalam pemberian relaksasi pajak penjualan atas barang mewah ditanggung pemerintah (PPnBM DTP). Sehingga mampu memberikan dampak signifikan terhadap pemulihan sektor industri otomotif dan meningkatkan kepercayaan dari pelaku industri. ” Hal ini terlihat dari nilai purchasing managers’ index (PMI) manufaktur Indonesia pada bulan Oktober 2021 yang mencapai 57,2 atau paling tinggi semenjak masa pandemi Covid-19, dan hal ini menjadi indikator kuat bahwa sektor industri telah memasuki tahap ekspansif. ” tegasMenperin.
Dan hingga saat ini sambung Agus Gumiwang kartasasmita, peserta program PPnBM DTP telah memberdayakan sebanyak 319 perusahaan industri komponen tier 1. Dimana selanjutanya akan turut mendorong peningkatan kinerja industri komponen tier 2 dan 3 yang sebagian besar termasuk kategori industri kecil dan menengah (IKM). ” Hal ini memenuhi persyaratan penggunaan komponen lokal pada proses produksinya (local purchase) dengan nilai minimal sebesar 60 persen. Hal ini tentunya juga akan berdampak positif bagi pemulihan sektor industri otomotif yang memiliki multiplier effect yang cukup luas bagi sektor industri lainnya sehingga pada akhirnya akan mampu men-jump start perekonomian nasional. ” pungkasnya.