PMI Manufaktur RI Masih Ekspansif, Menperin Beri Apresiasi

Peningkatan PMI Manufaktur Indonesia pada bulan April 2022 yang berada di level 51,9, dari 51,3 di bulan sebelumnyaberada dalam tahap ekspansif

Industri Manufaktur Otomotif

Peningkatan PMI Manufaktur Indonesia pada bulan April 2022 yang berada di level 51,9, dari 51,3 di bulan sebelumnya, telah mendukung kinerja pertumbuhan ekonomi. Sebelumnya, diberitakan bahwa pencapaian purchasing managers’ index atau PMI manufaktur RI pada November yang menempati posisi 53,9 dan selama tiga bulan terakhir berada dalam tahap ekspansif.

Agus Gumiwang: Peningkatan PMI Manufaktur Dukung Kinerja Ekonomi

Diungkapkan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, bahwa terjadinya peningkatan PMI Manufaktur Indonesia pada bulan April 2022 yang berada di level 51,9, dari 51,3 di bulan sebelumnya, telah mendukung kinerja pertumbuhan ekonomi. ” Bersama dengan penguatan terhadap kontribusi ekspor, peningkatan PMI manufaktur ini juga diyakini dapat mendukung solidnya kinerja pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II tahun 2022. ” terang Agus Gumiwang Kartasasmita dalam keterangan yang diterima di Jakarta.

Peningkatan PMI Manufaktur Wakili Perbaikan Kondisi Bisnis Manufaktur di RI

Orang nomor satu di Kementerian Perindustrian tersebut menambahkan, berdasarkan laporan dari Standard and Poor Global, sektor industri manufaktur di Indonesia masih menunjukkan ekspansi dengan laju lebih cepat pada bulan April. Hal ini lanjutnya, mengakselerasi perbaikan pada kondisi ekonomi sekaligus mendorong kenaikan jumlah tenaga kerja dan aktivitas pembelian.

“ Jadi, hasil PMI ini mewakili perbaikan kondisi bisnis seluruh sektor manufaktur di Indonesia selama delapan bulan berturut-turut, dengan tingkat perbaikannya yang tercepat sejak bulan Januari lalu. ” tuturnya.

Bukan itu saja kata Menperin RI, secara umum, para pelaku usaha industri manufaktur di Indonesia masih optimistis dengan laju ekspansi pada periode berikutnya. Dimana hal tersebut jelas Agus Gumiwang, ditopang pula dengan penguatan konsumsi masyarakat serta permintaan ekspor, yang diharapkan tetap berada pada tren positif dalam beberapa waktu ke depan.

“ Keberlanjutan pada peningkatan kapasitas produksi di sektor industri manufaktur diharapkan dapat terus terjaga, karena didukung oleh penguatan permintaan pada bulan Ramadan dan hari raya Idul Fitri yang sejalan dengan kebijakan cuti bersama dan mudik Lebaran. ” imbuhnya.

<img fetchpriority=
Agus Gumiwang kartasasmita 220507

Presiden Arahkan Belanja Barang dan Jasa ke Produk Dalam Negeri

Lebih lanjut dirinya menyampaikan, sesuai arahan Presiden Joko Widodo, belanja barang modal dan jasa harus diarahkan kepada produk dalam negeri. Adapun potensi belanja barang dan modal serta jasa di pemerintah pusat sebesar Rp526 triliun, sementara di pemerintah daerah sebanyak Rp535 triliun. “ Artinya, total lebih dari Rp1.000 triliun.

Sedangkan, anggaran di BUMN Rp420 triliun. Semua angka itu sangat besar sekali, yang perlu dipacu untuk pembelian produk-produk dalam negeri sehingga industri kita dapat tumbuh dan berkembang. Jadi, jangan lagi hilangkan atau kurangi sebanyak-banyaknya untuk pembelian produk impor. ” ucap Agus Gumiwang Kartasasmita.

Kemudian selanjutnya, percepat proses hilirisasi industri yang dilakukan di dalam negeri. Daerah-daerah yang memiliki sumber daya mineral, didorong agar mereka segera membangun smelter. ” Selain itu, daerah-daerah yang memproduksi cokelat atau kopi misalnya, didorong agar meningkatkan nilai tambahnya melalui hilirisasi industri karena akan juga dapat membuka lapangan pekerjaan yang besar. ” ujarnya.

PMI Manufaktur RI Masih Ekspansif, Menperin Beri Apresiasi

Apresiasi diberikan oleh Menteri Perindustrian (Kemenperin) Agus Gumiwang Kartasasmita kepada para pelaku industri atas pencapaian purchasing managers’ index atau PMI manufaktur RI pada November yang menempati posisi 53,9 dan selama tiga bulan terakhir berada dalam tahap ekspansif. ” Kami sangat bersyukur dan memberikan apresiasi atas capaian ini, karena pelaku industri kita masih tetap semangat menjalankan usahanya seiring dengan upaya pemerintah mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional. ” tegas Menperin di Jakarta.

Iapun merasa optimistis, bila sepanjang 2021 ini, industri akan tumbuh sebesar 4-5 persen jika tidak ada gejolak kasus atau gelombang susulan dari pandemi Covid-19.” Pemerintah bertekad untuk terus menjaga iklim usaha yang kondusif. Investasi dan produktivitas sektor industri tetap dijaga dengan baik agar bisa terus berjalan. ” ucapnya.

<img decoding=
PMI Manufaktur RI

PMI manufaktur RI: Industri Ekspor Catat 143,76 Miliar Dolar AS Pada Januari- Oktober 2021

Sejumlah indikator yang memperlihatkan bahwa kinerja sektor industri nasional masih gemilang, antara lain pada capaian nilai ekspornya. Sepanjang periode Januari-Oktober 2021, industri pengolahan mencatatkan nilai ekspor sebesar 143,76 miliar dolar AS atau meningkat 35,53 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Disamping itu, juga memberikan kontribusi terbesar hingga 77,16 persen dari total nilai ekspor nasional selama sepuluh bulan tahun ini yang mencapai 186,32 miliar dolar AS.

Adapun capaian positif lainnya jelas Agus Gumiwang, tercatat pada penerimaan pajak sektor industri pengolahan yang tumbuh sebsar 14,6 persen pada Januari-Oktober 2021. Penerimaan pajak ini memberikan kontribusi paling besar hingga 29,8 persen pada periode yang sama. Berdasarkan laporan IHS Markit, selama tiga bulan berturut-turut, produksi sektor manufaktur di Indonesia masih mengalami ekspansi seiring dengan dampak COVID-19 yang kian berkurang.

Hanya Dua Bulan PMI Manufaktur RI Dalam Kondisi Kontraktif

Sementara itu, Output dan permintaan baru juga terus naik pada kisaran kuat. Bahkan, kenaikan lebih lanjut terlihat pada aktivitas pembelian di tengah perbaikan permintaan pasar. Jika dilihat datanya, hanya dua bulan saja PMI Manufaktur RI berada dalam kondisi kontraktif. Menyikapii hasil survei terkini, Jingyi Pan, selaku Economics Associate Director IHS Markit menuturkan, PMI Manufaktur RI pada November menurun dari rekor laju bulan Oktober. Meski begitu, masih bertahan kuat untuk menandakan pemulihan berkelanjutan dari gelombang Covid-19 varian Delta.

” Perusahaan juga terus memperluas kapasitas tenaga kerja mereka dan meningkatkan aktivitas pembelian di tengah harapan kenaikan output di masa mendatang, yang mana merupakan tanda positif. Namun demikian, tingkat perpanjangan waktu pengiriman dari pemasok yang berkurang pada November, kemungkinan menggambarkan tanda-tanda perbaikan menuju akhir tahun. ” ungkapnya.

lebih jauh IHS Markit mencatat, bahwa sentimen bisnis secara keseluruhan bertahan positif pada bulan November, namun turun ke posisi terendah dalam 18 bulan. Secara umum, responden survei mengharapkan, jika pemulihan ekonomi dari gelombang Covid-19 Delta akan terus berlanjut. Tetapi beberapa di antaranya masih khawatir dengan dampak pandemi ini. PMI manufaktur Indonesia pada November ini melampaui PMI manufaktur negara-negara di Asia Tenggara. Adapun PMI manufaktur ASEAN berada di level 52,3. PMI manufaktur Indonesia juga lebih tinggi dibandingkan PMI manufaktur Korea Selatan (50,9) dan China (49,9).

3 Komen
  1. […] menunjukkan geliat pada awal tahun 2022, yang ditandai dari hasil Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia pada Januari berada di level 53,7 berdasarkan survei IHS Markit. “ Kami […]

  2. […] pada dampak pandemi Covid-19, sektor industri manufaktur masih menunjukkan kinerjanya sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Hal tersebut urainya, tercermin pada sejumlah indikator, di antaranya pertumbuhan industri […]

  3. […] PMI Manufaktur RI Masih Ekspansif, Menperin Beri Apresiasi […]

Tinggalkan Balasan

Email Anda tidak akan dishare ke siapapun

Website ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalan Anda. Kami berharap Anda setuju dengan hal ini, namun Anda dapat memilih untuk tidak setuju. Setuju Baca lebih lanjut

Anda Segang offline