Pemerintah pusat, Pemda, hingga BUMN, diserukan oleh Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita, untuk membeli produk industri dalam negeri sebanyak-banyaknya. Karena dirinya menilai, hal tersebut mampu membangun kemandirian serta ketahanan ekonomi nasional, bahkan berdampak pada ekonomi rakyat bawah. “ Pada Sidang Kabinet Paripurna kemarin, Bapak Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa untuk pertumbuhan ekonomi kita sudah normal dan baik di angka 5,01 persen. Ini sebuah angka yang sangat baik kalau dibandingkan dengan negara-negara lain, sehingga pertumbuhan ini harus kita pertahankan, dan kalau perlu ditingkatkan pada kuartal kedua. ” ucapnya.
Lebih lanjut iapun menambahkan, untuk memacu kinerja perekonomian nasional, Presiden meminta kepada para menteri yang terkait untuk aktif memonitor belanja-belanja di setiap kementerian, lembaga, pemerintah daerah, dan BUMN. ” Jadi, yang perlu diperhatikan sekali adalah kualitas belanjanya. Sebab, percepatan realisasi belanja ini harus betul-betul disegerakan untuk menjaga konsumsi dan daya beli. ” kata Agus Gumiwang.
Untuk saat ini sambung Menteri Perindustrian RI, potensi belanja pemerintah pusat dan daerah mencapai angka Rp1.071,4 triliun. Dimana sejumlah Rp400 triliun di antaranya, akan diserap melalui belanja produk-produk dalam negeri sepanjang tahun 2022. “ Sampai saat ini, tercatat nilai komitmen pembelian Produk Dalam Negeri (PDN) sebesar Rp216,77 triliun dari 18 kementerian/lembaga, 34 Pemprov, dan 276 Pemkot/Pemkab. ” imbuhnya.
Jalankan P3DN, Agar Produk Industri Dalam Negeri Bisa Terserap
Dirinya menyatakan, bila pihaknya bertekad untuk terus menjalankan program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Adapun tujuan dari program ini terangnya, supaya produk industri dalam negeri dapat diserap dalam proyek pengadaan barang dan jasa pemerintah pusat dan daerah, hingga BUMN. “ Sampai 7 April 2022, terdapat 13.891 produk industri dalam negeri dengan nilai tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) lebih dari 40 persen, dan terdapat sebanyak 7.574 produk industri dengan nilai TKDN antara 25-40 persen. ” tuturnya.
Program P3DN sendiri ungkap Menteri Agus Gumiwang, merupakan langkah konkret keberpihakan negara terhadap industri dan produk dalam negeri. Tujuannya yakni guna memberikan kesempatan bagi industri dalam negeri untuk berkembang dan meningkatkan daya saingnya. “ Sehingga para pelaku industri kita juga akan mampu bertarung di kancah global. ” ujar Menperin RI
Sektor Industri Manufaktur Masih Jadi Penggerak Utama Perekonomian RI
Walaupun dihadapkan pada tantangan dan persaingan global hingga pada dampak pandemi Covid-19, sektor industri manufaktur masih menunjukkan kinerjanya sebagai penggerak utama perekonomian nasional. Hal tersebut urainya, tercermin pada sejumlah indikator, di antaranya pertumbuhan industri pengolahan nonmigas sebesar 5,47 persen pada triwulan I tahun 2022 year on year( yoy), yang melebihi pertumbuhan ekonomi sebesar 5,01 persen.
Selanjutnya, kontribusi industri pengolahan nonmigas pada triwulan pertama tahun 2022 yang mencapai angka 19,19 persen, yang merupakan angka tertinggi di antara sektor lainnya. Bukan itu saja, untuk kinerja ekspor sektor industri, sampai dengan Maret 2022 sudah mencapai 50,52 miliar dolar AS, dengan kontribusi yang mendominasi sebesar 78,83 persen terhadap total ekspor nasional. “ Realisasi investasi di sektor manufaktur mengalami peningkatan, pada triwulan I-2022 tercatat sebesar Rp 103,5 triliun. Selanjutnya, kondisi Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia juga masih mampu berada di level ekspansif, yaitu berada di posisi 51,9 pada bulan April 2022 ini. ” tegas Agus Gumiwang Kartasasmita.