Retno Marsudi: Indonesia Harus Mampu Produksi Vaksin Sendiri

Nur Afni

Nusantarasatu.id – Ditegaskan oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, bahwa diplomasi kesehatan masih terus menjadi prioritas Indonesia di tahun 2022 ini, termasuk upaya untuk produksi vaksin sendiri. “ Indonesia harus mampu memproduksi vaksin sendiri dan dapat menjadi hub (pusat) produksi vaksin di kawasan. Indonesia juga harus mampu membuat obat sendiri dan memenuhi bahan baku obat. ” ujar Retno ketika menyampaikan Pernyataan Pers Tahunan Menlu RI (PPTM) 2022 secara virtual.

Adapun untuk meraih tujuan itu sambung retno, kerja sama jangka panjang dibutuhkan untuk memperkuat infrastruktur kesehatan nasional dan distribusi kesehatan, baik obat-obatan maupun vaksin. Sementara pengembangan riset dan jejaring manufaktur vaksin juga terus didorong, di antaranya lewat Koalisi untuk Inovasi Persiapan Epidemi (CEPI). Iapun menambahkan, bila sepanjang tahun 2021 lalu, sejumlah langkah diplomasi telah aktif dilakukan guna memenuhi kebutuhan vaksin rakyat Indonesia.

Jelang akhir Desember 2021, Indonesia telah menyuntikkan lebih dari 270 juta dosis vaksin, dimana Indonesia menjadi negara kelima terbesar di dunia setelah China, India, Amerika Serikat, dan Brazil. Adapun lebih dari 20,15 persen vaksin yang diterima Indonesia jelas Menlu RI, berasal dari Fasilitas COVAX serta dukungan mekanisme berbagi dosis (dose-sharing) negara sahabat. “ Pada 22 Desember 2021, Indonesia telah memenuhi target WHO melakukan vaksinasi penuh terhadap 40 persen penduduk. Tantangan selanjutnya adalah memenuhi target vaksinasi 70 persen dari total populasi pada pertengahan 2022. ” tuturnya.

Hingga Akhir Tahun 2021, COVAX Sudah Salurkan 811 Juta Dosis Vaksin

Disamping terus berupaya mencukupi kebutuhan vaksin di dalam negeri, Indonesia sebagai salah satu ketua bersama COVAX AMC Engagement Group juga turut memperjuangkan kesetaraan akses vaksin bagi semua negara. Tujuannya yakni untuk memerangi pandemi Covid-19 yang telah berlangsung sejak akhir 2019. Di tengah segala kesulitan dan tantangan lanjut Retno Marsudi, hingga akhir tahun lalu COVAX telah menyalurkan 811 juta dosis vaksin bagi 144 negara dan entitas. “ Ke depannya, COVAX akan terus memperkuat infrastruktur distribusi, logistik, dan kapasitas tenaga kesehatan di negara penerima. ” imbuhnya.

Pada kesempatan yang sama iapun menuturkan, jika Indonesia mendorong penguatan arsitektur kesehatan global agar dunia lebih siap dalam menghadapi ancaman pandemi di masa yang akan datang, lewat penguatan peran sentral WHO dalam mengkoordinasikan aksi global di bidang kesehatan. Bukan itu saja, Indonesia juga menilai pentingnya sebuah perjanjian internasional baru tentang pandemi (pandemic treaty) yang saat ini sedang dinegosiasikan di bawah kerangka WHO. “ Indonesia siap berkontribusi secara konstruktif dalam proses negosiasi pandemic treaty tersebut. Selain itu, mekanisme baru pendanaan kesehatan bagi negara berkembang juga harus dibentuk. ” pungkasnya.

Leave a Comment