Nusantarasatu.id – Kredit perbankan diproyeksikan oleh Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso, akan tumbuh di kisaran 7,5 persen plus minus 1 persen year on year pada tahun 2022. Pertumbuhan ini terangnya, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan di 2021 yang tercatat sebesar 5,2 persen secara tahunan. ” Sejalan dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,2 persen year on year, kami memproyeksikan di tahun 2022 akan lebih baik dengan kredit perbankan akan meningkat pada kisaran 7,5 persen plus minus 1 persen dan dana pihak ketiga (DPK) tumbuh di rentang 10 persen plus minus 1 persen. ” jelas Wimboh dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa Keuangan 2022 yang dipantau di Jakarta.
Iapun merasa optimistis, bila pertumbuhan tersebut dapat dicapai. Pasalnya pada 2021, walaupun varian Delta sempat membuat kasus Covid-19 melonjak hingga pemerintah kembali memperketat kegiatan masyarakat, kredit perbankan tetap tumbuh hingga mencapai 5,2 persen yoy. ” Kredit itu sangat tergantung dari mobilitas masyarakat. Kalau mobilitas leluasa, ruang untuk belanja, untuk piknik, untuk menengok orang tua itu besar, itu menimbulkan multiplier orang untuk spending. ” ucapnya.
Dengan tumbuhnya permintaan masyarakat, produsen pun mulai menawarkan lebih banyak produk yang dibuat dengan tambahan modal dari kredit usaha. Sementara itu disampaikan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Heru Kristiyana, rata-rata perbankan memproyeksikan kredit akan tumbuh 9,5 persen di 2022 dalam rencana bisnis mereka, dengan syarat kasus Covid-19 varian Omicron dapat dikendalikan. ” Saya tetap bisa optimis bahwa target 7,5 plus minus satu persen akan tercapai di tahun 2022 ini dengan berbagai dorongan nanti. ” kata Heru.
Kemudian OJK memperkirakan, penghimpunan dana di pasar modal akan meningkat di kisaran Rp125 triliun hingga Rp175 triliun. Sedangkan piutang pembiayaan oleh perusahaan pembiayaan urainya, juga diperkirakan tumbuh sekitar 12 persen plus minus 1 persen. ” Aset perusahaan asuransi jiwa serta aset perusahaan asuransi umum dan reasuransi diperkirakan tumbuh 4,66 persen dan 3,14 persen. Sementara, pertumbuhan aset dana pensiun akan mencapai 6,47 persen. ” tegas Wimboh.
OJK Proyeksi Kredit Perbankan 30% Disalurkan ke UMKM di 2024
Dalam kesempatan yang sama OJK juga Proyeksi Kredit Perbankan 30 persen dari kredit perbankan disalurkan kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) pada 2024 mendatang. ” Di 2022 kami akan memperluas akses keuangan kepada masyarakat khususnya UMKM untuk mencapai target penyaluran kredit UMKM sebesar 30 persen pada tahun 2024 dengan model klaster dalam satu ekosistem pembiayaan, pemasaran oleh off-taker, pembinaan serta optimalisasi lahan yang belum tergarap dengan bekerja sama dengan Gubernur dan kepala daerah setempat. ” ujar Wimboh
Lebih jauh dirinya mengharapkan, agar setiap perbankan pun setidaknya dapat menyalurkan 30 persen dari kreditnya kepada pelaku UMKM di tahun 2024 mendatang. ” Secara individu disesuaikan dengan bisnis model dia (tiap perbankan) saja. Ada yang 85 persen, ada yang 50 persen kreditnya disalurkan ke UMKM. ” tuturnya.
Bukan itu saja, dirinya turut berharap, supaya perbankan meningkatkan penyaluran kredit kepada UMKM agar lebih tinggi dari yang telah dicapai. Wimboh kemudian mencontohkan, jika pada 2021 perbankan telah menyalurkan 70 persen kredit kepada UMKM, di 2022 nilainya diharapkan lebih tinggi. Pada kesempatan yang sama disebutkan oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Heru Kristiyana, OJK akan meminta setiap bank setidaknya menyalurkan 30 persen kreditnya kepada UMKM. ” Di 2024 setiap bank yang bisnisnya ke sana (penyaluran kredit kepada UMKM) kita akan dorong lebih tinggi, tapi bank yang tidak bisa lebih cepat kita akan minta mereka bagaimana capai di 2024 dengan karakteristik berbeda-beda namun target agregat kita akan capai di 30 persen di 2024. ” terangnya.