Nusantarasatu.id – Dikatakan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif, bahwa pihaknya tengah menyusun rencana strategi (renstra) pengembangan B40 dengan menerapkan bahan bakar hijau. “ Beberapa strategi yang dilakukan untuk mencapai target tersebut antara lain melalui pengembangan green diesel melalui co-processing di kilang Pertamina (RU II Dumai) pada tahun 2022. ” tegas Arifin Tasrif dalam sebuah webinar di Jakarta.
Lebih jauh ia menerangkan, jika Pertamina disebut juga akan membangun dua standalone biorefinery di Cilacap Jawa Tengah pada tahun 2022 dan Plaju Sumatera Selatan di tahun 2024 mendatang. Dimana nantinya jelas Arifin, kedua kilang tersebut akan memproduksi green diesel dan green avtur dengan bahan baku 100 persen minyak nabati. Selanjutnya, Kementerian ESDM akan mengembangkan bensin hijau berbasis sawit atau green gasoline yang dikenal dengan proyek Bensin Sawit Rakyat yang melibatkan smallholders dan koperasi di Musi Banyuasin.
“ Saat ini, sedang disiapkan percobaan pilot demonstration plan yang terus dicoba di Bandung. Ini nanti akan menghasilkan unit-unit kecil yang kita harapkan bisa dipakai di daerah-daerah di mana daerah-daerah tersebut akan mandiri energi dengan menggunakan bahan baku sawit masyarakat. ” ucap Menteri ESDM RI.
Implementasi Biodisel di Indonesia Berjalan Sukses Selama 15 tahun
Bukan itu saja kata Arifin, pemerintah kini telah menerapkan kebijakan mandatori B30 sebagai upaya menyetop impor Bahan Bakar Minyak (BMM) di tahun 2027 nanti. Sehingga, Indonesia dapat menghemat devisa serta mampu meningkatkan kesejahteraan petani lewat mandatori Bahan Bakar Nabati (BBN). Lebih jauh disebutkan, bahwa implementasi biodesel di tanah air telah berjalan sukses selama 15 tahun, dan menjadikan negara ini sebagai pionir dalam pemanfaatan biodesel dengan blending rate 30 persen.
Pada kesempatan ini, Menteri ESDM Arifin Tasrif turut menyampaikan, beberapa waktu yang lalu pemerintah telah berhasil dalam uji coba penerbangan perdana pesawat CN 235-220 Flying Test Bed (FTB) yang menggunakan bioavtur dari Bandung ke Jakarta dan sebaliknya. “ Ternyata, hasilnya cukup memuaskan sehingga kita harus bisa tingkatkan. Ada sektor baru yang akan kita bangun dengan memanfaatkan keunggulan alam kita, apakah bioavtur kita nanti akan bisa masuk pasar internasional. ” kata Arifin.
1 thought on “Arifin Tasrif: Kementerian ESDM Tengah Susun Renstra pengembangan B40”