Skenario Omicron, Luhut Minta Masukan Pakar

Nur Afni

Nusantarasatu.id – Guna menyiapkan skenario dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19 varian Omicron, Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi RI Luhut Binsar Pandjaitan, meminta masukan dari para pakar lintas disiplin. Bersama Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin, Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono, dan Koordinator Tim Pakar Satgas Covid-19 Prof Wiku Adisasmito, Menko Luhut menggelar dialog virtual dengan para epidemiolog, pakar kesehatan, dokter, dan pakar sosial dari berbagai lembaga pendidikan dan penelitian di Indonesia.

” Dari berbagai penelitian yang diberikan kepada saya oleh para teman-teman epidemiolog dan dokter, kita tahu bahwa varian Omicron ini menular sangat cepat, tetapi less severe atau tidak parah. Walaupun terdapat angka kematian di beberapa negara namun jumlahnya cukup rendah dari varian ini. Walau begitu, kita mau agar lonjakan kasus konfirmasi ini bisa kita turunkan dan bagaimana upaya kita pasca-lonjakan Omicron ini. ” ujar Menko Luhut Pandajaitan melalui siaran pers di Jakarta, Sabtu (15/1/2022).

Diketahui, sampai saat ini varian Omicron sudah terdeteksi lebih dari 500 kasus konfirmasi di Indonesia. Selain itu, transmisi lokal pun telah terjadi di wilayah DKI Jakarta. Pada acara diskusi tersebut, salah satu pakar dari Eijkman Institute Amin Soebandrio menjelaskan, bila Indonesia sedang memasuki masa transisi penanganan Covid-19 dari varian Delta menuju Omicron. Untuk itu dirinya menilai, jika pengawasan pada tingkat molekular perlu dipertajam, mengingat banyak hal yang belum diketahui mengenai varian ini. ” Sampai sekarang Omicron ini masih terus diteliti, kecepatan penularannya cepat. Walaupun ini merupakan varian yang berbeda dari Delta dengan tingkat kematian yang masih belum ada, tetapi kita perlu terus mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. ” tuturnya.

Skenario Omicron, Pemerintah Harus Dapat Jaga Kenaikan Kasus Tidak Terlalu Cepat

Sementara itu disampaikan oleh Epidemiolog dari Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (FK UGM) Hari Kusnanto dan Epidemiolog dari FK Universitas Airlangga (Unair) Windhu Purnomo, bahwa seharusnya pemerintah dapat menjaga kenaikan kasus tidak terlalu cepat dan juga tinggi (flattening the curve). Sehingga puncak kasus akan terjadi di bulan Maret, akan tetapi dengan jumlah kasus yang lebih rendah. Dikatakan pula olehnya, bila pengendalian penularan varian Omicron dapat dilakukan jika protokol kesehatan, pembatasan mobilitas, pelaksanaan vaksinasi, dan fasilitas pelayanan kesehatan sudah terakomodir dengan baik.

Dalam kesempatan yang sama Erlina Burhan dan Siti Setiati dari FK Universitas Indonesia (UI) mengingatkan, supaya warga masyarakat tidak terlena dengan adanya narasi varian Omicron ini tidak seganas varian sebelumnya. Kedua orang pakar tersebut memberikan saran kepada Menko Luhut dan jajaran menteri serta Satgas. agar menjalankan upaya-upaya tegas dalam menegakkan protokol kesehatan dan juga melakukan vaksin booster. ” Varian ini masih terus diteliti, dia less severe daripada Delta, tapi masih terus diteliti. Ini bisa meningkat, jika kita tidak tegas dalam mengurangi transmisi atau transmisinya tinggi. ” ucap Dokter Siti.

Leave a Comment