Nusantarasatu.id – Ditegaskan oleh Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, bahwa solidaritas yang ditunjukkan masyarakat di Indonesia merupakan modal sosial yang kuat guna meningkatkan daya tahan mengalahkan pandemi Covid-19. “ Resiliensi merupakan kunci utama untuk bangkit dari pandemi COVID-19 dengan menekankan kegotongroyongan. ” terang Moeldoko ketika menjadi pembicara kunci pada Festival HAM 2021, di Semarang, Jawa Tengah, sebagaimana siaran pers KSP, di Jakarta, Kamis (18/11/2021).
Ia menambahkan, bila masyarakat sudah menunjukkan kemampuannya dalam bertahan dan menumbuhkan kreativitas untuk mengatasi berbagai hambatan ekonomi. Semua hal tersebut kata Moeldoko, tidak terlepas dari semangat berbagi dan saling peduli. Ia pun memberikan contoh seperti adanya gerakan sosial seperti Sambatan Jogja atau Sonjo di Yogyakarta, Jogo Tonggo di Jawa Tengah, dan Roa Jaga Roa di Sulawesi Tengah. “ Fenomena tersebut menunjukkan kita punya modal sangat kuat untuk bertahan, modal yang telah mengakar di kehidupan masyarakat kita. ” ungkapnya.
Keberhasilan Indonesia Turunkan Kasus Covid-19 Akibat Kebijakan PPKM
Pada kesempatan yang sama, mantan Panglima TNI tersebut juga menyampaikan, bahwa keberhasilan Indonesia dalam menurunkan kasus Covid-19 tidak terlepas dari kebijakan gas dan rem. Dimana dilakukan melalui Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). ” Meski demikian, pandemi masih belum berakhir dan masyarakat tidak boleh lengah. Semua tetap harus taat pada protokol-protokol kesehatan, jangan sampai terjadi gelombang berikutnya. “ imbuh Moeldoko.
Lebih jauh disebutkan olehnya, ia memberikan apresiasi kepada pihak-pihak yang secara konsisten terus berperan aktif dalam upaya mewujudkan penghormatan, perlindungan, pemajuan, penegakan dan pemenuhan hak asasi manusia. Festival HAM 2021 digelar di Kota Semarang pada 16 hingga 19 November. Dengan mengusung tema ‘Bergerak Bersama Memperkuat Kebhinekaan, Inklusi dan Resiliensi’, Festival HAM yang diinisiasi Kantor Staf Presiden (KSP), Komnas HAM RI, dan INFID tersebut, diisi dengan berbagai diskusi terkait hak asasi manusia. Bukan itu saja, peserta juga diajak berkunjung ke wilayah ramah HAM, dan disuguhi gelaran Semarang Night Carnival.