Nusantarasatu.id – Hingga saat ini kata Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, belum ada yang setara bisa menggantikan sosok Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. ” Semua pemikiran, cara bertindak dan bersikapnya dapat menjadi referensi dalam menyelesaikan berbagai persoalan bangsa,” ujarnya mengenang sosok Gus Dur di Gedung Negara Grahadi di Surabaya.
Tepat pada tanggal 30 Desember 2009, atau 12 tahun lalu, Gus Dur yang merupakan Presiden Ke-4 RI tersebut wafat. Kemudian di tanggal 31 Desember 2009 dimakamkan di kompleks Pondok Pesantren Tebu Ireng, Kabupetan Jombang. Untuk itu, Gubernur Khofifah pun mengajak seluruh warga masyarakat Indonesia untuk mengadopsi nilai-nilai keteladanan dan pemikiran yang diwariskan oleh Gus Dur.
Gus Dur Gaungkan Nilai Kemanusiaan, Pluralisme dan Toleransi
Semasa masa hidupnya lanjut Gubernur Khofifah, Gus Dur senantiasa menggaungkan nilai-nilai kemanusiaan, pluralisme, inklusivitas dan toleransi. Dimana nilai-nilai tersebut sambung Khofifah, akan terus relevan dengan situasi dan kondisi di Indonesia yang majemuk, dengan keberagaman agama, suku, bangsa, budaya dan adat istiadat. ” Termasuk berbagai persoalan dan konflik akibat menguatnya politik identitas, radikalisme, dan berbagai dampak negatif di era disrupsi informasi. ” tutur orang nomor satu di lingkungan Pemprov Jawa Timur itu.
Lebih jauh di sampaikan oleh Khofifah yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Pimpinan Pusat Muslimat NU tersebut, dirinya mengaku sangat mengagumi sosok Gus Dur dan juga nilai-nilai yang diwariskannya. KH Abdurrahman Wahid terang Khofifah, bukan hanya sekadar Presiden, melainkan bapak kemanusiaan dunia. Khofifah juga mengungkapkan, bahwa Gus Dur lebih menyenangi disebut sebagai sosok humanis daripada pluralis. Bahkan saat akan wafat terang Khofifah, Gus Dur sempat meninggalkan wasiat sampai tiga kali yang meminta agar batu nisannya ditulis “The HumanistDied Here” (Di sini berbaring seorang humanis).” Wasiat itu baru saya sampaikan saat Haul Ke-5, saat diminta memberikan sambutan testimoni di dekat makam beliau di Tebuireng. ” kata Gubernur wanita pertama di Jawa Timur tersebut.