Rekor yang akan dicatat oleh Museum Rekor Dunia-Indonesia (Rekor MURI) pada pelaksanaan Festival Mangenta 2022 dengan peserta terbanyak, siap dipecahkan oleh Pemperintahan Provinsi Kalimantan Tengah (Kalteng). ” Pencatatan rekor MURI ini sekaligus sebagai sarana strategis untuk mempromosikan budaya Mangenta kepada masyarakat. “ ucap Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Kadisbudpar) Kalteng Adiah Chandra Sari di Palangka Raya.
Iapun mengungkapkan, bila panitia Festival Mangenta 2022 mengundang sejumlah pihak untuk terlibat, mulai dari perangkat daerah, komunitas, paguyuban serta masyarakat pada umumnya. Mangenta adalah proses mengolah kenta yang merupakan makanan warisan kuliner di Kalteng, yaitu beras ketan yang disangrai dan ditumbuk dalam lesung. Lebih lanjut dirinya menerangkan, bila Festival Mangenta akan dilaksanakan bertepatan dengan Car Free Day (CFD), sehingga masyarakat yang datang dapat menyaksikan dan lebih mengenal budaya Mangenta. ” Sehingga budaya Mangenta ini tidak hanya dikenal oleh masyarakat Kalteng tetapi juga oleh mereka yang berasal dari luar Kalteng bahkan mancanegara. ” imbuhnya.
Harapkan Dukungan Semua Pihak Pada Festival Mangenta 2022
Pada kesempatan yang sama Adiah Chandra Sari pun mengharapkan, agar pelaksanaan kegiatan ini diikuti lebih dari seribu orang. Oleh karenanya, dukungan dari seluruh pihak termasuk masyarakat, dalam menyukseskan festival tersebut sangat diharapkan.
Sebelum digelarnya Festival Mangenta 2022 jelas Adiah, terlebih dulu dilaksanakan Festival Budaya Isen Mulang (FBIM) 2022, yang rencananya dimulai pada 17 Mei 2022. ” Persiapan FBIM sudah 90 persen ke atas tinggal nanti pelaksanaannya saja. ” ujarnya.
Agenda tersebut sedianya diikuti oleh sebanyak 13 kabupaten dan 1 kota, serta tercatat dan masuk dalam 110 agenda terpilih nasional, atau yang lebih dikenal dengan nama Kharisma Event Nusantara 2022.
Kemudian Kadisbudpar Kalteng menambahkan, rencananya ada 17 cabang yang akan dilombakan, yaitu maneweng, manetek dan manyila kayu, habayang, jukung tradisional, besei kambe, sepak sawut, mangenta, karungut, balogo dan tari.
Berikutnya ada pula lomba malamang, lawang sakepeng, lagu daerah, Jagau dan Bawi Nyai Pariwisata, manyipet, mangaruhi, vlog, serta karnaval budaya.
” Insha Allah, kami berupaya maksimal. Sesuai arahan gubernur, diharapkan FBIM ini menjadi momentum kebangkitan ekonomi kreatif serta seni dan budaya pertunjukan di Kalteng. ” pungkasnya.