Nusantara Saru Parekraf – Diharapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjarnegara, Jawa Tengah, bahwa kedepannya pergelaran Dieng Culture Festival (DCF) XIII yang saat sekarang masuk dalam Kharisma Event Nasional (KEN) bisa menjadi agenda wisata bertaraf internasional. ” DCF sebagai event budaya yang kelasnya nasional dan Insya Allah tahun ini merupakan pelaksanaan yang ke-13 kalinya. ” ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Dinparbud) Kabupaten Banjarnegara Agung Yusianto di Banjarnegara.
Dieng Culture Festival Jadi Bagian Upaya Menggali Tradisi
Adapun pergelaran DCF XIII sendiri, akan dilaksanakan pada tanggal 2-4 September 2022 di Kompleks Candi Arjuna, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Ia menambahkan, pergelaran Dieng Culture Festival merupakan bagian dari upaya menggali tradisi terkait dengan prosesi pencukuran anak-anak berambut gimbal yang ada di Desa Dieng Kulon. Dirinya juga merasa bersyukur, karena tradisi itu mampu dikemas sebagai agenda wisata tahunan berkat kolaborasi dan sinergi antara Desa Wisata Dieng Kulon dan Dinparbud Kabupaten Banjarnegara.
Kemudian Agung Yusianto menyebutkan, bahkan saat pandemi Covid-19, pergelaran DCF XI dan DCF XII tetap digelar meskipun secara virtual, sehingga tidak ada kevakuman. ” Setelah situasinya normal, kami berupaya untuk pada saatnya nanti bisa naik kelas menjadi event internasional. “ imbuhnya.
Meski begitu iapun mengakui, bila masih banyak hal-hal yang harus dipersiapkan jika pergelaran Dieng Culture Festival menjadi agenda wisata bertaraf internasional. Sebab terangnya, standar kebutuhan wisatawan mancanegara berbeda dengan wisatawan domestik. Adapun salah satu yang harus dipersiapkan dengan matang sambung Agung, yakni masalah aksesibilitas, terutama akses jalan menuju Kawasan Wisata Dataran Tinggi (KWDT) Dieng. ” Kami berharap, semoga ini bisa terwujud, Kementerian PUPR sangat memberikan perhatian. Dalam hal ini, Pak Menteri PUPR, Pak Basuki sudah hadir secara langsung melihat Dieng beberapa waktu lalu. ” tuturnya.
Lebih jauh disampaikan oleh Agung, dalam kunjungan nonprotokoler tersebut, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono langsung membentuk tim penyusun masterplan penataan KWDT Dieng dengan melibatkan akademisi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta. Dirinya berharap, agar penyusunan masterplan penataan KWDT Dieng tersebut segera selesai, sehingga penataannya bisa terealisasi dan KWDT Dieng dapat disandingkan dengan Borobudur.
Ada Sejumlah Perubahan Rangkaian Acara Pada Dieng Culture Festival
Sementara itu sbelumnya, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) “Dieng Pandawa”, Desa Dieng Kulon, Alif Faozi menyatakan, dalam pergelaran Dieng Culture Festival XIII, pihaknya melakukan sejumlah perubahan rangkaian acara. Dimana salah satunya kata Alif, yaitu prosesi ruwatan atau pencukuran anak-anak berambut gimbal yang biasanya digelar pada hari ketiga diubah menjadi hari kedua. Disamping ruwatan anak-anak berambut gimbal, sejumlah acara dalam rangkaian kegiatan DCF XIII pun mengalami pergeseran waktu pelaksanaannya.
Tidak hanya itu saja, banyak pula acara yang pelaksanaannya digeser ke hari pertama kegiatan DCF, dengan harapan wisatawan bisa benar-benar maksimal berada di Dieng. ” Karena kami berpikir pada dampak ganda yang diharapkan dari kunjungan wisatawan seandainya mereka bisa menginap full dua malam, maka perputaran ekonomi di masyarakat bisa bangkit. ” ucap Alif.