Nusantarasatu.id – Revolusi pemikiran dari mahasiswa Indonesia, diharapkan oleh Ketua DPD RI LaNyalla Mahmud Mattalitti, dapat menyentuh akar persoalan fundamental yang dihadapi bangsa. Dirinya menilai, akar persoalan fundamental yang dihadapi bangsa Indonesia itu adalah persoalan-persoalan di sektor hulu, bukan di hilir. Pernyataan tersebut ia lontarkan dalam acara ‘Sosialisasi Empat Pilar Pendidikan Dasar Resimen Mahasiswa 2021 Komando Resimen Mahasiswa Jakarta Raya’, yang berlangsung Jakarta.
Indonesia Akan Hadapi Era Bonus Demografi
Bukan itu saja, LaNyalla juga menyoroti persoalan terkait bonus demografi di tahun 2045. ” Indonesia akan menghadapi era bonus demografi yang puncaknya akan terjadi di tahun 2045. Pada saat itu, akan terjadi ledakan jumlah penduduk usia produktif yang mendominasi hingga 70 persen dari populasi. ” ucap LaNyalla Mattalitti.
Pada situasi tersebut sambung Senator asal Jawa Timur ini, diperlukan lapangan pekerjaan yang sanggup menyerap penduduk usia produktif itu. Karena, jika lapangan pekerjaan tidak cukup menyerap penduduk usia produktif, maka bukan bonus demografi yang didapat, tetapi bencana demografi. ” Harus diingat, era disrupsi akibat percepatan teknologi membawa konsekuensi terkait ketersediaan lapangan kerja sebab pekerjaan yang ada hari ini belum tentu bertahan di masa depan. ” tutur LaNyalla.
Masih Banyak Pekerjaan Untuk Buat Indonesia Lebih Baik Lagi
Begitu juga sebaliknya, pekerjaan yang tidak dibayangkan oleh manusia hari ini, mungkin saja menjadi pekerjaan yang lazim di masa yang akan datang. ” Jadi, masih banyak pekerjaan kita untuk membuat bangsa ini menjadi lebih baik ke depan, termasuk memperbaiki sistem tata negara republik ini. ” ungkapnya.
Lebih jauh iapun menyebutkan, bila Pancasila pada situasi belakangan ini seolah hanya dibicarakan di ruang-ruang seremoni dan upacara kenegaraan. ” Pancasila semestinya membumi dan menjadi denyut nadi perjalanan bangsa ini. ” tegasnya.
Oleh sebab itu iapun berpendapat, bahwa nilai-nilai kebangsaan yang telah dirumuskan oleh para pendiri bangsa, penting untuk dijadikan sebagai perekat persatuan bangsa Indonesia. Ia juga mengaku, akan terus berkeliling dan menyuarakan hal tersebut ke semua elemen bangsa.