Nusantara Satu Ekonomi – Diungkapkan oleh Koordinator Tim Pakar Satuan Tugas Penanganan Penyakit Mulut dan Kuku (Satgas PMK) Wiku Adisasmito, bila penyelenggaraan kegiatan vaksinasi PMK hewan ternak mampu mempengaruhi ketahanan pangan secara nasional. “ Vaksinasi memiliki dampak secara langsung maupun tidak langsung pada ketahanan pangan nasional. ” tegasnya dalam Konferensi Pers Perkembangan Penanganan PMK per 20 September 2022 yang diikuti secara daring di Jakarta.
Ia menyebutkan, dalam salah satu jurnal yang dirilis pada tahun 2021 lalu, kegiatan vaksinasi PMK hewan ternak yang diselenggarakan dengan baik, akan mengembalikan produktivitas dari hewan-hewan ternak yang sebelumnya telah terkena PMK atau terjangkit PMK. Hal ini sambbung Wiku Adisasmito, membawa dampak pada pemenuhan stok komoditi pangan nasional yang bersumber dari hewan, menjadi stabil kembali baik komoditi seperti daging ataupun susu.
Vaksinasi PMK Hewan Ternak Juga Berdampak Pada Pemulihan Ekonomi
Bukan hanya berpengaruh terhadap ketahanan pangan nasional saja, namun vaksinasi PMK hewan ternak juga berdampak pada pemulihan ekonomi masyarakat. Terutama jelas Wiku, pada para peternak yang mengalami penurunan pendapatan akibat penyakit tersebut. Kemudian dirinya turut menyampaikan, jika pemulihan ekonomi bisa terjadi karena hewan yang telah divaksin, akan memiliki gejala klinis yang lebih ringan dibandingkan dengan yang tidak divaksin sama sekali.
Tidak cuma itu lanjutnya, tingkat resiko penularan maupun potensi kematian pada hewan yang sudah divaksin juga jauh lebih rendah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka secara simultan pemerintah juga terus mendorong upaya peningkatan kapasitas perusahaan dalam negeri, agar Indonesia bisa memproduksi vaksin PMK hewan ternak secara mandiri. “ Percepatan pengadaan, pendistribusian dan penyuntikan vaksin akan terus diupayakan agar peternak Indonesia dapat kembali beternak dengan aman. ” kata Wiku Adisasmito.
Jangan Panik Bila Hewan Alami Gejala Ikutan Pasca Vaksinasi PMK Hewan Ternak
Untuk itu iapun menghimbau kepada para peternak, agar tidak panik dan menyerah memberikan perawatan saat hewan ternak mengalami gejala ikutan pasca vaksinasi PMK, baik pada sapi, kerbau, kambing, domba ataupun babi. Menurutnya, gejala klinis kemungkinan timbul karena virus PMK masuk lebih dulu ke dalam tubuh hewan dan belum menunjukkan gejala klinis saat dilakukannya vaksinasi. Menyikapi hal tersebut, Wiku menghimbau agar para peternak kooperatif melapor ketika hewan yang akan di vaksin terlihat kurang sehat.
Disisi lain, Prof Wiku Adisasmito mengharapkan, agar para petugas semakin gencar melakukan edukasi kepada para peternak. Sebab pada prinsipnya kata Wiku, vaksinasi pada hewan ternak menjadi hal yang wajib dilakukan oleh para peternak di kabupaten/kota yang masuk dalam zona merah, kuning dan putih. Lebih jauh dirinya menegaskan, bahwa vaksinasi pada hewan ternak yang rentan PMK perlu menjadi perhatian bagi semua peternak. Dimana tujuannya, supaya dapat melindungi ternak sebagai aset berharga yang dimiliki dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab. “ Dengan terlindunginya ternak, diharapkan aktivitas sektor peternakan dapat kembali maksimal sehingga peternak dapat kembali memperoleh keuntungan sebagaimana mestinya. ” ucapnya.
Baca Juga
Wiku: Pemerintah Komitmen Bantu Peternak Terdampak Wabah PMK Hewan Ternak
Kalteng Dapat 2.700 Dosis Vaksin PMK Hewan Ternak di Tahap Pertama
Wiku : Skrining Berlapis Dilakukan Guna Cegah importasi Kasus
Distribusi Vaksin PMK Hewan Ternak Dipercepat Sebelum Idul Adha
Satgas: Seluruh Wilayah di 3 Provinsi Terinfeksi PMK Hewan Ternak