Nusantarasatu.id – Para Pengrajin sangkar burung yang tergabung dalam Perkumpulan Pengusaha dan Perajin Bambu Mekarsari Jaya Mandiri, didorong oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) RI, Teten Masduki, untuk mengurus Nomor Induk Berusaha (NIB). ” Kami akan terus mendorong transformasi dari usaha informal menjadi formal. Saat ini legalitas usaha cukup dengan NIB. ” tutur Menkop UKM Teten Masduki saat mengunjungi industri Sangkar Burung Kubangsari Jaya, Desa Mekarsari, Kecamatan Selaawi, Kabupaten Garut, Jawa Barat, sebagaimana dalam keterangan persnya di Jakarta, Minggu (19/12/2021).
Akeran dengan mempunyai NIB menjadi usaha formal kata Menkop UKM, para perajin akan banyak mendapatkan manfaat maupun kemudahan. Seperti diantaranya yaitu, akses pembiayaan, pasar, dan fasilitas usaha lainnya. Adapun salah satu akses pembiayaan murah yakni seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR) dengan bunga sangat murah hanya tiga persen.
Saat Ini Tidak Ada Lagi Bantuan Dalam Bentuk HIbah
Bukan hanya itu saja lanjut Teten, pihaknya juga mendorong para perajin untuk mengkonsolidasikan diri ke dalam satu wadah badan hukum bernama koperasi. Sebab, paguyuban atau perkumpulan bukanlah sebuah badan hukum. ” Saat ini tidak ada lagi bantuan dana berbentuk hibah. Kita akan perkuat permodalan dan kelembagaan koperasinya. ” ujae Menkop Teten Masduki.
Kemudian pada kesempatan yang sama, salah seorang perajin bernama Cecep Saripudin menjelaskan, bahwa jumlah perajin yang tergabung dalam perkumpulan sebanyak 2000 orang perajin. Dimana total produksinya mencapai sekitar 300 set sangkar burung per hari. Lebih jauh iapun mengakui, jika pihaknya tidak ada masalah mengenai tenaga kerja pembuat sangkar burung, bahan baku, dan juga pemasaran. ” Kita melatih anak-anak muda desa yang sudah bisa tugasnya mendampingi. Tidak terlalu sulit karena ini profesi yang sudah turun-temurun. ” terang Cecep.
Begitu pula dengan perihal pemasaran produk sangkar burung Desa Mekarsari ungkapnya, yang disebut sudah meluas hingga ke Jakarta, Bogor, Bandung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Cecep pun hanya berujar, kalau kendala yang dihadapi adalah permodalan usaha.