Bank Indonesia Prediksi Transaksi E-commerce 2022 Capai Rp530 triliun

Transaksi e-commerce Indonesia pada tahun 2022 mendatang akan meningkat menjadi Rp530 triliun, dari yang sebelumnya diprediksi Rp403 triliun pada tahun 2021

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo

Nusantarasatu.id – Diperkirakan oleh Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, transaksi e-commerce Indonesia pada tahun 2022 mendatang akan mengalami peningkatan menjadi Rp530 triliun, dari yang sebelumnya diprediksi sebesar Rp403 triliun pada tahun 2021. ” Ini kita tumbuh lebih cepat dari yang diharapkan dan ini adalah pasar yang sangat banyak. ” terang Gubernur BI Perry Warjiyo dalam 3rd Indonesia Fintech Summit 2021 yang dipantau secara virtual di Jakarta.

Oleh karena itu Perry Warjiyo menilai, ada empat hal yang harus dipercepat untuk memanfaatkan besarnya potensi ekonomi digital tersebut bagi Indonesia. Yang pertama, infrastruktur fisik untuk transportasi dan logistik guna mendukung infrastruktur digital bisa menjangkau ke pelosok terdalam Indonesia. ” Jadi memang saya apresiasi investasi di bidang infrastruktur digital, tetapi memang konektivitas fisik juga menjadi penting, begitu pula dengan akses logistik penting untuk diperbaiki. ” ujar Gubernur BI Perry Warjiyo.

Fintech Tak Dapat Tumbuh Sendiri, Harus Dikolaborasikan Dengan Perbankan Digital

Selanjutnya hal kedua yang harus dilakukan percepatan adalah, penyempurnaan ekosistem digital yang terdiri dari perbankan digital (digital banking), industri financial technology (fintech), dan e-commerce yang memang tak bisa dipisahkan. Fintech sambung Gubernur BI, tidak dapat tumbuh sendiri, sehingga harus dikolaborasikan dengan perbankan digital yang menjadi salah satu industri paling besar. Begitu juga, fintech tidak bisa menjangkau pasar digital yang besar tanpa adanya bantuan dari e-commerce.

Sementara upaya yang ketiga lanjut Perry Warjiyo, yaitu reformasi. Dimana pada tahun ini bank sentral telah melakukan reformasi di bidang sistem pembayaran. Kemudian yang keempat, yaitu literasi digital yang sangat penting. Khususnya, agar masyarakat bisa semakin mengetahui produk dan risiko keuangan digital, serta bagaimana menggunakannya agar bisa menjadi keuntungan bagi perekonomian domestik namun tetap mengutamakan keamanan masyarakat.

Gubernur BI prediksi pertumbuhan e-commerce melonjak hingga 39 persen

Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memprediksi, bahwa pertumbuhan transaksi keuangan digital seperti perdagangan daring (e-commerce) akan melonjak hingga 39 persen pada tahun 2021 ini menjadi sekitar Rp370 triliun, di tengah masih terbatasnya aktivitas masyarakat akibat pandemi Covid-19. Tiga lini ekonomi digital yang diperkirakan akan tumbuh pesat adalah e-commerce, uang elektronik (e-money), dan layanan perbankan digital (digital banking).“ Masing-masing, seperti e-commerce bisa tumbuh 39 persen, e-money 32 persen, digital banking 22 persen. ” jelas Gubernur BI Perry Warjiyo dalam seminar daring Kebijakan ‘Pemerintah, Peluang, Tantangan, dan Kepemimpinan di Masa dan Pasca Pandemi COVID-19’ yang diselenggarakan di Jakarta, Selasa (15/06/2021).

Pertumbuhan lini transaksi keuangan digital ungkapnya, akan menjadi salah satu pendorong pemulihan ekonomi di tengah tekanan pandemi Covid-19. Disamping itu, ekonomi digital juga diharapkan membantu meningkatkan keuangan inklusif atau pemerataan akses keuangan.Bank Sentral, kata dia, mengharapkan pesatnya ekonomi digital dapat membantu menumbuhkan bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Namun menurut Perry, pesatnya transaksi keuangan digital juga harus diantisipasi dengan kebijakan yang mengedepankan prinsip keamanan dan kehati-hatian. “I ni peluang peluang untuk mendukung pemulihan ekonomi, dan juga inklusi ekonomi, termasuk UMKM, tapi juga mengandung risiko, termasuk risiko siber. ” pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Email Anda tidak akan dishare ke siapapun

Website ini menggunakan cookie untuk meningkatkan pengalan Anda. Kami berharap Anda setuju dengan hal ini, namun Anda dapat memilih untuk tidak setuju. Setuju Baca lebih lanjut

Anda Segang offline