Nusantarasatu.id – Dikatakan oleh Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, bahwa reformasi struktural menjadi kunci keberhasilan transformasi ekonomi berkelanjutan. “ Seiring dengan target keluar dari jebakan kelas menengah dalam jangka menengah-panjang, reformasi struktural merupakan kunci keberhasilan transformasi ekonomi berkelanjutan. ” ujar Menko Airlangga dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (13/1/2022).
Kemudian ia menambahkan, jika pertumbuhan ekonomi yang tinggi dibutuhkan untuk meningkatkan lapangan pekerjaan dan kesejahteraan sosial masyarakat. Dan guna meningkatkan jumlah investasi, pemerintah telah memperluas ranah investasi untuk memperluas penciptaan lapangan kerja baru. Saat ini ada sebanyak 246 bisnis prioritas yang akan terbuka untuk investasi dengan difasilitasi insentif fiskal dan non fiskal. Sedangkan industri yang berorientasi ekspor dan berteknologi tinggi lanjut Airlangga, menjadi yang diutamakan. Tujuannya supaya dapat menjadi motor dalam pertumbuhan ekonomi nasional ke depannya. Sehingga, Indonesia telah sukses meraih beberapa komitmen investasi dari luar negeri.
“ Misalnya, kerja sama Indonesia dan Uni Emirat Arab telah menghasilkan komitmen bisnis dan investasi sebesar 44,6 miliar dolar AS. Ditambah lagi investasi sebesar 9,29 miliar dolar AS yang berhasil didapatkan Indonesia dari COP26 Summit tahun lalu untuk memperkuat pembangunan berkelanjutan. “ tuturnya.
Rating Kredit Indonesia Terjaga Meski Ditekan Oleh Pandemi Covid-19
Sementara itu fundamental ekonomi nasional sambungnya, juga diperkuat dengan perbaikan di sektor eksternal dan keuangan. Neraca perdagangan RI mampu menghasilkan surplus untuk 19 bulan berturut-turut serta penanaman investasi di dalam negeri turut mengalami peningkatan di tahun 2021. Sedangkan kebijakan moneter yang akomodatif terang Menko Perekonomian RI, menyebabkan perluasan penyaluran kredit dengan rasio kredit macet berada di kisaran 3 persen. “ Rating kredit Indonesia terjaga, meskipun berada dalam tekanan pandemi selama tahun kemarin. Pemerintah berkomitmen melanjutkan hal ini untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi. ” imbuhnya.
Disamping itu kata Airlangga, koordinasi kebijakan makro ekonomi juga akan terus diperkuat untuk memberi sentimen positif di 2022. Sehingga, pertumbuhan ekonomi nasional diproyeksikan dapat menyentuh angka 5,2 persen (yoy) pada akhir tahun mendatang. Hal ini selaras dengan komitmen Indonesia untuk mempercepat transisi ke ekonomi hijau. Bukan itu saja, pemerintah juga sudah merilis Peraturan Presiden Nomor 98 Tahun 2021 yang menjadi dasar hukum dalam mengimplementasikan mekanisme asesmen ekonomi untuk gas rumah kaca.
Pada kesempatan yang sama ia juga menjelaskan, bila pemerintah akan menerapkan pajak karbon guna mengubah perilaku pelaku ekonomi untuk menjalankan aktivitas yang rendah karbon. “ Pada tahun ini, Indonesia juga dipercaya menjadi Presidensi G20. Terdapat setidaknya tiga keuntungan yang dapat diraih Indonesia karena kepemimpinan ini, dalam hal ekonomi, perkembangan sosial, dan politik. Dari aspek ekonomi, salah satunya ditargetkan meningkatkan konsumsi domestik. ” ucap Airlangga.