Dari Sabang hingga ke Merauke, Indonesia terkenal kaya akan keindahan alamnya. Gugusan pulau yang tercipta menambah eksotis Ibu Pertiwi. Disamping itu, kebudayaan, arsitektur, serta suku-suku yang terdapat di Indonesia juga membuat negeri ini menjadi lebih berwarna. Dan salah satu tempat yang melambangkan keindahan tersebut ada di Wae Rebo.
Wae Rebo merupakan sebuah kampung tradisional, secara administratif masuk dalam wilayah Desa Satarlenda, Kecamatan Satarmese Barat, Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur. Desa ini dikenal dengan sebutan negeri di atas awan. Hal ini karena terletak di ketinggian 1000 mdpl dan dikelilingi oleh perbukitan yang sangat alami serta menakjubkan. Menariknya, Desa ini telah dinyatakan sebagai Warisan Budaya Dunia pada Agustus 2012 lalu oleh UNESCO.
Rute Menuju Desa Wae Rabo
Ada 2 starting Poin mencapainya. Pertama dari Labuan Bajo ke Denge memakan waktu lebih dari 3 jam dengan mobil atau via Ruteng sekitar 2,5 jam. Untuk dapat sampai di Wae Rebo, Anda harus menempuh perjalanan sekitar 6 km dari Desa Dintor ke Desa Denge dengan menggunakan kendaraan bermotor. Perjalanan dari Denge ke Wae Rebo, memakan waktu kira-kira pendakian atau berjalan kaki selama 3 jam dengan menyusuri daerah terpencil yang dikelilingi hutan lebat, menyebrangi sungai serta melintasi tepi jurang.

Sebagaimana dilansir dari kanal youtube IndonesiaKaya, setelah pendakian sekitar 4 kilometer, Anda akan sampai di tempat persinggahan terlebih dahulu, sebelum memasuki Desa Wae Rebo. Di dalam ruang singgah tersebut, Anda atau siapa pun yang ingin ke Wae Rebo, harus membunyikan kentongan. Hal ini menandakan ada tamu yang akan datang ke Desa ini, sehingga penduduk desa bisa bersiap-siap untuk menyambut tamunya.
Rumah Adat Mbaru Niang
Setelah sampai di Desa Wae Rebo, Andapun akan dipersilahkan untuk memasuki salah satu dari rumah adat di sana yang disebut Mbaru Niang. Rumah tersebut terbuat dari kayu dengan atap ilalang dan daun lontar yang dianyam. Bentuk Mbaru Niang mengerucut ke atas, sebuah arsitektur tradisional yang sangat unik. Mbaru Niang terdiri dari lima lantai dengan atap daun lontar dan ilalang yang ditutupi oleh ijuk.
Mbaru Niang utama yaitu Mbaru Gendang, dimana Anda dan para tetua adat akan melakukan prosesi ritual berdoa kepada leluhur, yang tujuannya untuk memberi izin serta keselamatan pengunjung serta dapat bergabung bersama warga atau penduduk Desa Wae Rebo lainnya. Setiap orang yang telah mengikuti ritual ini, sudah sah menjadi anak Wae Rebo dan bebas melakukan apa saja. Namun tetap mematuhi peraturan yang ada di desa.

Bentuknya yang menarik dan keindahan pemandangan alamnya yang tak diragukan lagi, membuat banyak wisatawan berdatangan ke Desa Wae Rebo. Terdiri dari 5 tingkatan atau lantai, rumah adat Mbaru Niang memiliki filosofi 5 taraf kehidupan manusia. Bukan itu saja, di dalam Mbaru Niang terdapat 9 pilar yang mempunyai nilai filosofi juga, yaitu artinya manusia berada di dalam kandungan seorang ibu selama 9 bulan.
Keindahan Alam Desa Wae Rabo Bikin Susah Move On
Walaupun lokasinya berada jauh dari keramaian dan sulit terjangkau, akan tetapi Kampung Wae Rebo Labuan Bajo sangat terkenal. Khususnya oleh wisatawan asing asal Eropa, karena desain arsitekturnya yang memiliki daya tarik tinggi. Salah satu hal yang menarik dari Desa Wae Rebo adalah rumah adatnya yang berbentuk kerucut serta atapnya terbuat dari daun lontar dan ilalang yang dianyam. Hasil kerajinan tangan warga seperti kain tenun, hasil kopi, vanili dan kulit kayu manis laris sebagai cindera mata yang sering dibawa pulang oleh wisatawan atau pengunjung. Pastinya dengan harga yang memuaskan.
Disamping itu, yang membuat wisatawan sulit move on dan ingin kembali ke Desa Wae Rebo Labuan Bajo tersebut, selain faktor keindahan panorama alamnya, juga keramahtamahan dari penduduknya, tak hanya itu saja, faktor lainnya karena kebudayaan dan tradisi di desa Wae Rabo yang masih terjaga. Meskipun penduduk di sana bisa menerima perubahan zaman, namun tetap tidak meninggalkan budaya-budaya maupun nilai adat istiadat yang mereka miliki.