Nusantarasatu.id Wanita Alami Depresi – Rasa sedih merupakan respon emosi yang wajar ketika Anda menghadapi masa-masa sulit. Namun Anda juga harus berhati-hati, sebab rasa sedih yang berkelanjutan dan makin menjadi dapat berujung pada depresi. Setiap orang bisa mengalami depresi, tapi uniknya penyakit mental ini lebih banyak menyerang wanita dibandingkan pria. Lantas apa penyebab depresi pada wanita?
Depresi ditandai dengan memburuknya suasana hati, perasaan, stamina, selera makan, pola tidur, dan tingkat konsentrasi penderitanya. Dan kondisi ini setidaknya berlangsung berkelanjutan selama enam bulan atau lebih. Perubahan suasana hati yang disebabkan depresi bisa menimbulkan rasa keputusasaan, nelangsa, dan ketidakberdayaan. Bahkan, depresi dapat memicu ketidakinginan untuk terus hidup.
Depresi merupakan salah satu penyakit mental yang paling umum terjadi di masyarakat. Akan tetapi, risiko wanita mengalami depresi bisa dua kali lipat lebih tinggi dibanding pria. Depresi pada wanita dapat terjadi lebih awal, lebih lama, dan lebih mungkin kambuh. Salah satu studi telah menemukan, bahwa perubahan hormon merupakan penyebab wanita rentan mengalami depresi. Sebagai perbandingan, kasus depresi pada pria umumnya lebih sering dipengaruhi oleh penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang. Sedangkan depresi yang menyerang kaum wanita umunya disebabkan oleh sejumlah faktor seperti :
1. Faktor Genetik
Keluarga yang memiliki riwayat depresi meningkatkan peluang terjadinya depresi, baik pada pria dan wanita. Namun, studi menunjukkan, bahwa tekanan hidup yang dialami cenderung membuat wanita lebih rentan untuk mengalami stres yang berujung depresi dibandingkan pria. Mutasi genetik tertentu yang terkait dengan perkembangan depresi berat juga hanya terjadi pada wanita.
2. Masa Puber
Pubertas merupakan masa ketika seorang anak mengalami perubahan, baik secara psikis maupun fisik. Berkaitan dengan depresi, studi menyebutkan, bahwa sebelum masa puber, anak laki-laki dan perempuan sama-sama cenderung mengalami depresi. Tetapi, setelah usia 14 tahun, wanita cenderung dua kali lebih rentan mengalami depresi.
3. Menstruasi
Perubahan hormon menjelang menstruasi dapat menyebabkan perubahan mood drastis (mood swing) yang seringkali menyertai nyeri PMS. Kondisi ini memang terhitung wajar, tetapi ada bentuk mood swing PMS yang lebih parah, disebut dengan Premenstrual Dysphoric Disorder (PMDD). Wanita yang dilanda PMDD bahkan punya kecenderungan lebih besar untuk mengalami depresi hingga mencoba bunuh diri, meski menstruasinya sudah tuntas.
Sebagaimana dilansir dari WebMD, wanita yang punya gangguan ini umumnya memiliki kadar hormon serotonin sangat rendah. Di dalam tubuh, hormon serotonin mengendalikan mood, emosi, pola tidur, dan rasa sakit. Kadar hormon memang bisa menjadi tidak seimbang menjelang atau selama masa menstruasi. Namun belum jelas penyebabnya kenapa hormon serotonin pada wanita tertentu bisa menurun drastis saat menstruasi.
4. Saat Kehamilan
Masa kehamilan tidaklah mudah, karena selama proses tersebut akan terjadi perubahan hormon yang dapat memicu terjadinya perubahan mood atau depresi pada wanita. Perubahan hormon dan genetik semasa ini juga menjadikan wanita lebih rentan mengalami gangguan mood, seperti depresi. Bahkan setelah melahirkan, wanita juga rentan mengalami baby blues dan depresi postpartum yang dapat menyulitkan wanita untuk menjalani peran barunya sebagai ibu, termasuk dalam hal merawat bayinya.
5. Masa Menjelang Menopause
Beberapa wanita rentan mengalami depresi setelah proses melahirkan atau selama masa transisi menuju masa menopause. Naik-turunnya kadar hormon reproduksi pada tahun-tahun menjelang atau selama menopause tersebut, dapat memicu gejala depresi pada wanita usia lanjut.
6. Pengaruh Lingkungan
Faktor lain yang juga dapat membuat wanita rentan depresi adalah faktor lingkungan, khususnya yang berkaitan dengan peran wanita sebagai ibu, istri, dan anak bagi orangtuanya. Upaya tidak main-main untuk menyeimbangkan ketiga peran tersebut tidak jarang membuat wanita rentan mengalami stres kronis yang dapat memicu terjadinya depresi. Beberapa studi menyatakan, bila wanita mungkin lebih cenderung merenungkan masa lalu, yang baik maupun yang buruk, dibandingkan pria. Ini membuat wanita rentan mengalami gangguan kecemasan.
Cara Atasi Depresi Pada Wanita
Tidak perlu malu untuk meminta pertolongan demi menangani depresi Anda. Depresi bukan tanda ketidakbahagiaan atau cacat karakter. Depresi bukanlah keadaan yang wajar ditemui seperti stres atau panik. Seperti halnya penyakit fisik, penyakit mental pun memerlukan penanganan yang tepat. Dan untuk mengobati depresi tersebut,
Anda harus berkonsultasi dengan dokter untuk mengetahui penyebab dan langkah penanganan yang tepat. Beberapa metode yang dapat digunakan untuk mengobati depresi di antaranya adalah dengan menggunakan obat-obatan antidepresan, atau melalui konseling psikoterapi seperti CBT. Perubahan gaya hidup sehat, salah satunya dengan olahraga rutin, juga dapat membantu meringankan gejala depresi.