Airlangga: Bandara Hang Nadim Dibenahi Untuk Kembangkan Kawasan BBK

Nur Afni

Nusantarasatu.id: Perhubugan – Penandatanganan perjanjian kerjasama dilakukan antara Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam (BP Batam) dengan Badan Usaha Pelaksana Proyek KPBU Pengembangan Bandara Internasional Hang Nadim Batam, untuk mengakselerasi pengembangan Kawasan BKK (Batam, Bintan dan Karimun).

” Penandatanganan PKS ini menandai era baru dari proses panjang dalam upaya percepatan pengembangan Bandara Hang Nadim Batam dalam menunjang pengembangan Kawasan BBK, serta kawasan regional Indonesia bagian barat, maupun pasar global seperti Korea, Jepang, dan Tiongkok, bahkan menjangkau Amerika Serikat. ” terang Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, secara virtual di Jakarta.

Dengan pelaksanaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) ini, maka terdapat sejumlah peluang yang bisa ditangkap oleh Batam. Diantaranya yaitu, terbukanya lalu lintas penerbangan domestik maupun internasional, mendukung penerbangan haji dan umroh, pengembangan tujuan pariwisata kolaboratif, dan pengembangan Batam sebagai Logistic Aerocity (e-commerce dan cold chain product).

Peluang Dapat Dicapai Dengan Perhatikan Kapasitas dan Kapabilitas

Sementara peluang ini, diyakini akan mampu dicapai dengan memperhatikan kapasitas dan kapabilitas anggota konsorsium, yakni PT Angkasa Pura I yang telah mengelola 15 bandara di Indonesia dengan layanan 83,4 juta penumpang dan 556 ribu ton kargo pada tahun 2019. Serta Incheon International Airport Corporation yang mengelola Bandara Internasional Incheon dengan superprioritas jaringan rute antar benua mencakup 88 maskapai, 52 negara destinasi, dan 173 kota destinasi.

Kemudian PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. yang memiliki portofolio overseas project di Asia dan Afrika. ” KPBU Hang Nadim Batam merupakan proyek brownfield dengan nilai investasi sebesar Rp6,9 triliun dengan masa kerja sama selama 25 tahun. Diharapkan KPBU ini dapat memberikan manfaat langsung kepada BP Batam senilai Rp34,58 triliun. ” imbuhnya.
Sedangkan dampak tidak langsung dari KPBU tersebut, adalah terjadinya peningkatan pelayanan kebandarudaraan dengan target awal untuk lima tahun ke depan. Yaitu, pelayanan penumpang sebesar 2 kali lipat dan pelayanan kargo sebesar 1,5 kali lipat yang dihitung dengan capaian tahun 2019 sebelum pandemi Covid-19.

Jadikan Batam Sebagai Hub Logistik Nasional

Dikesempatan ini Airlangga turut menyampaikan, bahwa kekuatan badan usaha konsorsium diyakini dapat menyusun dan menerapkan strategi pengembangan rute yang berorientasi ke global transhipment. Yaitu, dengan menjadikan Batam sebagai hub logistik nasional degan gateway in/out Amerika Serikat-Korea Selatan-Batam dan Tiongkok-Batam. Lalu, Singapore market shifting dengan peningkatan fasilitas dan layanan warehousing, e-commerce fulfillment center dengan target produk ke Tiongkok dan Korea Selatan. Disamping itu, juga meningkatkan ekspor produk pertanian dan perikanan dari Indonesia ke mancanegara.

“Memperhatikan tujuan dan dampak besar dari pelaksanaan KPBU tersebut, maka saya mengharapkan bahwa operasionalisasi PKS hari ini dapat segera dijalankan dalam satu sampai dua bulan ke depan. ” pungkasnya seraya berharap, jika proyek Bandara Hang Nadim ini akan dapat menjadi jembatan untuk kerja bersama, maju bersama, dan sejahtera bersama antara Indonesia dan Korea Selatan.

Tinggalkan komentar