Satgas: Tenaga Vaksinator Belum Cukup, Hambat Vaksinasi PMK Hewan Ternak

Reza Arya

Dijelaskan oleh Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan PMK, Prof Wiku Adisasmito, bahwa tenaga vaksinator yang masih belum mencukupi menjadi salah satu hambatan dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi PMK hewan ternak. ” Terdapat beberapa hambatan dalam pelaksanaan kegiatan vaksinasi, beberapa diantaranya adalah tenaga vaksinator yang masih belum mencukupi. ” tutur Wiku dalam konferensi pers Perkembangan Penanganan PMK yang diikuti secara daring di Jakarta, Selasa.

Medan Yang Berat Juga Jadi Kendala Pelaksanaan Vaksinasi PMK Hewan Ternak

Bukan itu saja sambungnya, medan tempuh menuju kandang hewan yang cukup berat, serta sulitnya menjaga suhu vaksin agar tetap optimal pada waktu akan disuntikkan ke hewan ternak, turut menjadi penghambat pelaksanaan vaksinasi PMK hewan ternak. ” Pemerintah dalam hal ini akan terus melakukan evaluasi, koordinasi dan peningkatan kinerja agar cakupan vaksinasi semakin besar. ” imbuhnya.

Lebih jauh dirinya menerangkan, bahwa PMK merupakan penyakit hewan yang sangat menular dan disebabkan oleh virus. PMK kata Prof Wiku Adisasmito, bisa menginfeksi hewan berkuku belah seperti sapi, babi, kerbau, kambing, domba, unta, dan rusa. Adapun hewan rentan yang terinfeksi PMK tersebut urainya, ditandai dengan adanya lepuh atau erosi di mulut, lidah, gusi, lubang hidung, puting, dan di kulit sekitar kuku.

<img decoding=
Koordinator Tim Pakar Satgas Penanganan PMK, Prof Wiku Adisasmito

Hewan Yang Terinfeksi Virus PMK Jadi Lebih Sering Berbaring

Tidak hanya itu lanjutnya, hewan yang terinfeksi PMK lebih sering berbaring. Sementara pada ternak potong, terjadi penurunan bobot badan. Sedangkan pada ternak perah, dapat terjadi penurunan produksi susu yang sangat drastis. ” Kita perlu memastikan penerapan protokol kesehatan yang tepat dan ketat untuk menjaga penyebaran virus PMK ke hewan rentan PMK lainnya. ” ujar Wiku Adisasmito.

Pada kesempatan yang sama ia juga menyatakan, bahwa virus itu dapat menular ke hewan rentan PMK melalui kontak langsung dan tidak langsung. Untuk penularan melalui kontak langsung, terjadi saat hewan yang sehat berkontak dengan hewan yang terinfeksi. Adapun penularan melalui kontak tidak langsung ungkapnya, dapat terjadi saat virus tidak sengaja terbawa oleh manusia melalui kontaminasi pada anggota tubuh, pakaian, atau alas kaki yang tengah digunakan. Atau bisa juga kontaminasi pada kendaraan atau peralatan yang kemudian berkontak dengan hewan rentan, sehingga virus PMK menginfeksi hewan tersebut.

Penyakit Mulut dan Kuku Ternak: Kulon Progo dan Kaltim

Cegah Penyebaran Virus PMK, Balai Besar Karantina Pertanian Makassar Siapkan Mitigasi

Cegah Wabah PMK Hewan Ternak, Polda Sulbar Dirikan 4 Pos Penyekatan

Menteri PPPA: Perempuan Harus Didukung Jadi Pemimpin

Tinggalkan komentar